Kamis, 25/09/2008 10:25
DETASEMEN ANTI KEMISKINAN
(DETASMEN PASURUAN 21)
15 Ramadhan 1429 H
bulan baik
Semua berlomba
berbuat bajik
Dari kepala negara
sampai wong cilik
Dari orang
metropolitan sampai wong udik
Melaksanakan puasa
bukan karena fanatik
Waktu beramal sesuai
lajunya detik
Jaga nafsu berlaku
becik
Hindari watak licik
Tahan lapar haus
bagai anak didik
Sholat tarweh hati
semakin resik
Mengharap ridho Sang
Khalik
Agar jangan munafik
Agar jangan hati
syirik
Agar aqidah tak
terputar balik
Yang mampu bagi zakat
buat mustahik
Yang lain tebar
senyum salam tabik
Ribuan berjejal
menuju satu titik
Kaum ibu berkain
jarik
Kaum perempuan
bergaun apik
Harga diri dan gengsi
mereka tampik
Demi puluhan ribu
rupiah mereka berpanas terik
Tak peduli debu dan
nafas tercekik
( Duduk bak raja
dengan deretan patik )
Karena tak ada
kompromi anti konflik
Semua merasa bisa
main cantik
Dalam hitungan waktu
periodik
Kerumunan menyatu
panik
Persatuan antri
menjadi terobrak-abrik
Rasa sependeritaan
menjadi terusik
Capai tujuan seolah
tanpa kode etik
Berebut depan saling
injak dan tarik
Bergelimpangan sulit
gerak-gerik
Akhirnya 21 nyawa
tercabik
Puluhan luka harus
disuntik
Di Pasuruan berita
terbetik
Bukannnya tayangan
dalam komik
Anti kemiskinan
jangan salah bidik
Kemiskinan jangan
dijadikan komoditas politik
Kemiskinan jangan
dijadikan sumber konflik
Setelah jatuh korban
semua tergelitik
Ada yang cuci tangan
saling intrik
Ada yang saling baku
hardik
Ada yang saling tuduh
dan main selidik
Ada yang saling kecam
dan main lirik
Ada yang unjuk raga
teriak pekik
Ada yang mengeluarkan
fatwa dan delik
Ada yang sesama
anggota tebar polemik
Tinggal puing-puing
duka menjadi bukti otentik
Tinggal ratapan anak
bangsa yang harus disidik (hn)
( Pasuruan = siaPA
SURuh Untuk ANtri )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar