Kamis, 18/01/2007
07:47
gombal mukiyo
Tanpa gerimis di
malam kamis, tanpa hujan tanpa awan, tanpa petir yang bikin ketar-ketir, tanpa
halilintar menyambar kita merasa pintar, minimal merasa yang paling tahu.
Merasa bisa. Merasa paling berjasa. Merasa telah berjasa. Terlebih bagi mereka
yang pernah menongkrongi dan menangkringi kursi kekuasaan. Akhirnya kirik
belang baris, antri entah untuk demo utawa unjuk raga. Umumnya antri berebut
kursi.
Kita lupa, di balik
pasangan SBY-MJK adalah kawanan berbasis parpol. Yang dicari adalah celah
lengah pasangan RI-1 dan RI-2. RI-2 pun tentu tak ikhlas Cuma hanya menjadi ban
cadangan. Hukum keseimbangan, bagi mereka sewaktu pilkara (pemilihan kepala
negara) tidak memilih pasangan SBY-MJK jelas secara moral tak akan memihak.
Terbukti, rongrongan selama
ini justru dari kaum oposan. Maksud tidak kesampaian, lantas menghalalkan
segala cara dan upaya. Dukun gondrong menjadi pilihan dan ratapan. Itulah
bangsaku, negeriku, Indonesia Raya. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar