Halaman

Jumat, 14 November 2014

gombal mukiyo

Beranda » Berita » Opini
Kamis, 18/01/2007 07:47
gombal mukiyo
Tanpa gerimis di malam kamis, tanpa hujan tanpa awan, tanpa petir yang bikin ketar-ketir, tanpa halilintar menyambar kita merasa pintar, minimal merasa yang paling tahu. Merasa bisa. Merasa paling berjasa. Merasa telah berjasa. Terlebih bagi mereka yang pernah menongkrongi dan menangkringi kursi kekuasaan. Akhirnya kirik belang baris, antri entah untuk demo utawa unjuk raga. Umumnya antri berebut kursi.

Kita lupa, di balik pasangan SBY-MJK adalah kawanan berbasis parpol. Yang dicari adalah celah lengah pasangan RI-1 dan RI-2. RI-2 pun tentu tak ikhlas Cuma hanya menjadi ban cadangan. Hukum keseimbangan, bagi mereka sewaktu pilkara (pemilihan kepala negara) tidak memilih pasangan SBY-MJK jelas secara moral tak akan memihak.


Terbukti, rongrongan selama ini justru dari kaum oposan. Maksud tidak kesampaian, lantas menghalalkan segala cara dan upaya. Dukun gondrong menjadi pilihan dan ratapan. Itulah bangsaku, negeriku, Indonesia Raya. (hn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar