Rabu, 22/01/2003
10:01
MENCARI
AKAR BIANG
Intelejen lokal yang
bukan karbitan berbisik, bahwa para pengunjuk rasa dan penyabung raga di
jalanan - yang menentang dan menantang harga baru BBM, TDL dan telpon di awal
2003 - ditungganggi oleh kelompok yang mendelegitimasi pemerintahan. Lebih lanjut,
jelas statemen oknum anggota Kabinet Gotong Royong, kelompok tersebut terdiri
atas kelompok status quo, mereka yang tidak puas, dan kelompok radikal.
Selain sinyalemen
versi pemerintah maka dari parpol berkuasa pun tak mau kalah dalam mensinyalir.
Intinya sama bahwa ada kelompok, sasaran antaranya turunkan harga, sasaran
sebenarnya adalah turunkan duet RI-1 dan RI-2. Menanggapi benar tidaknya
pengelompokan tersebut, jelasnya dari dokumen sejarah yang tergali dari situs
Batu Apung, terdapat indikasi kelompok dimaksud.
Memang sudah takdir,
kehendak dan suratan sejarah bahwa NKRI "nasibnya" dipengaruhi
kondite 3 kelompok yang ada.
Bukti awal di zaman
Orde Lama, dengan dominasi Nasakom, ini baru wacana partai politik. Nasakom,
sesuai prediksi sejarah akan mengalami berbagai penyesuaian. Ada yang berubah
bentuk, ada yang hanya ganti baju, ada yang mengalami perampingan, ada yang
menderita penuaan dini, ada yang dirombak luar dalam, ada yang berproses secara
simbiosis mutualistis, ada yang berkembang bak parasit, ada yang lebur berbaur
- serta masih banyak proses evolusi lainnya - tetapi tetap menampakkan kondisi,
karakter dan wujud aslinya.
Terbukti di zaman
Orde Baru, dan berlanjut di era Reformasi Senin-Kamis, ketiga kelompok ini
dengan modus operandi yang tipikal masih rajin saling mengincar dan saling
mencakar. Rakyat pun terposisikan sebagai yang terkapar, menggelepar.
Pengalaman di dua
orde menyebabkan tampilan masing-masing kelompok tersebut mempunyai persamaan
yang mendasar. Diibaratkan persamaannya yaitu antara bagian kepala dengan
bagian ekornya sangat kontradiktif. Bagian perutnya sulit dibedakan dari
kelompok mana, karena sama-sama busung.
Anehnya, kalau
dirangkaian ke 3 kelompok tadi akan menghasilkan berbagai alternatif kombinasi
kelompok. Minimal contoh yaitu dua kelompok akan berkoalisi untuk menjegal
kelompok lainnya untuk satu urusan. Untuk urusan yang berbeda yang dulu lawan
akan dirangkul habis-habisan. Jadi, dalam bahasa anak-anak dikatakan yang
berkuasa di negara ini yaitu kelompok yang mengandalkan massa (bukan si
pahlawan tanpa tanda jasa), kelompok yang mengantongi dana (bukan yang
menebarkan jala di lautan) dan kelompok yang menyandang senjata (bukan yang
mengayunkan pacul) - yang tak puas-puasnya nongkrong dan nangkring di atas
kepala kita. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar