Halaman

Minggu, 30 November 2014

IRAK PASCA INVASI AS DAN NKRI PASCA PEMILU 2004

Beranda » Berita » Opini
Selasa, 15/04/2003 07:46

KOBARKAN SEMANGAT "AA GYM" :
IRAK PASCA INVASI AS DAN NKRI PASCA PEMILU 2004

20 Maret 2003 sampai dengan 9 April 2003 telah terjadi sejarah pemusnahan peradaban bangsa dan manusia di Irak oleh pasukan koalisi di bawah pimpinan AS. Peristiwa ini babak awal dari skenario menguasai dunia oleh bangsa atau kelompok manusia yang merasa paling unggul. Unggul dalam pemikiran, unggul dalam teknologi ruang angkasa dan senjata pemusnah massal, unggul dalam teologi, dan yang tak kalah serunya adalah unggul dalam melobi iblis.

Penjarahan daripada atau sebelum dijajah berlaku di Irak. Mengingatkan kita pada hari-hari menjelang lengser keprabonnya Soeharto. Masalahnya, selama ini pemerintah kita tidak merasa trenyuh atau tergerak hatinya untuk "siapa membela siapa". Selama pemerintahan Orde Baru kita merasakan :

Adanya rasa alergi terhadap gerakan yang berlatar belakang agama;
Adanya rasa antipati terhadap kegiatan yang bernafaskan agama;
Adanya rasa sinisme terhadap usaha yang berlandaskan agama;
Adanya rasa waswas terhadap upaya yang mengacu pada agama;
Adanya rasa curiga terhadap persatuan yang mengatasnamakan agama;
Adanya rasa sentimen terhadap aksi sosial yang berpangkal tolak dari agama;
Adanya rasa apriori terhadap pemikiran yang mengetengahkan masalah agama - khususnya agama Islam.

Sehingga yang namanya Islam, agama islam dan ummat Islam sering terpojokkan. Kondisi ini yang berlanjut di era Reformasi klimaksnya dengan terjadinya Tragedi Rekayasa Bom Bali, 12 Oktober 2002, yang semakin menyudutkan eksistensi Islam di negara yang mayoritas Islam ini.

Jadi dengan pengalaman tanding dalam negerinya atau di kandang sendiri ini maka pemerintah kita dipastikan tak akan terusik nuraninya, karena pernah mengalami hal yang mirip tapi tak serupa. Terlebih Menlu RI mengatakan bahwa RI tetap mengakui Saddam Hussein sebagai presiden Irak. Apa hubungannya dengan pasa Pemilu 2004? Apakah akan ada rebutan balung !!! Bukannya "mengumpulkan balung pisah". (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar