Selasa, 15/04/2003 07:46
KOBARKAN SEMANGAT
"AA GYM" :
IRAK PASCA INVASI AS
DAN NKRI PASCA PEMILU 2004
20 Maret 2003 sampai dengan 9 April 2003 telah terjadi
sejarah pemusnahan peradaban bangsa dan manusia di Irak oleh pasukan koalisi di
bawah pimpinan AS. Peristiwa ini babak awal dari skenario menguasai dunia oleh
bangsa atau kelompok manusia yang merasa paling unggul. Unggul dalam pemikiran,
unggul dalam teknologi ruang angkasa dan senjata pemusnah massal, unggul dalam
teologi, dan yang tak kalah serunya adalah unggul dalam melobi iblis.
Penjarahan daripada atau sebelum dijajah berlaku di
Irak. Mengingatkan kita pada hari-hari menjelang lengser keprabonnya Soeharto.
Masalahnya, selama ini pemerintah kita tidak merasa trenyuh atau tergerak hatinya
untuk "siapa membela siapa". Selama pemerintahan Orde Baru kita
merasakan :
Adanya
rasa alergi terhadap gerakan yang berlatar belakang agama;
Adanya
rasa antipati terhadap kegiatan yang bernafaskan agama;
Adanya
rasa sinisme terhadap usaha yang berlandaskan agama;
Adanya
rasa waswas terhadap upaya yang mengacu pada agama;
Adanya
rasa curiga terhadap persatuan yang mengatasnamakan agama;
Adanya
rasa sentimen terhadap aksi sosial yang berpangkal tolak dari agama;
Adanya
rasa apriori terhadap pemikiran yang mengetengahkan masalah agama - khususnya
agama Islam.
Sehingga yang namanya Islam, agama islam dan ummat
Islam sering terpojokkan. Kondisi ini yang berlanjut di era Reformasi
klimaksnya dengan terjadinya Tragedi Rekayasa Bom Bali, 12 Oktober 2002, yang
semakin menyudutkan eksistensi Islam di negara yang mayoritas Islam ini.
Jadi dengan pengalaman tanding dalam negerinya atau di
kandang sendiri ini maka pemerintah kita dipastikan tak akan terusik nuraninya,
karena pernah mengalami hal yang mirip tapi tak serupa. Terlebih Menlu RI
mengatakan bahwa RI tetap mengakui Saddam Hussein sebagai presiden Irak. Apa
hubungannya dengan pasa Pemilu 2004? Apakah akan ada rebutan balung !!!
Bukannya "mengumpulkan balung pisah". (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar