SIAPA MERADANG SIAP BERDENDANG
Status hukum mantan Bendaharawan Umum Partai Demokrat
(PD), Muhammad Nazaruddin (MD), belum jelas. Yang jelas menjadi beban moral
bagi PD, beban psikologis bagi keluarga MD, beban mental bagi yang tersangkut kasus
MD. Di pihak lain, selain ada parpol atau koalisi parpol yang
diuntungkan, ternyata malah menjadi tambang emas bagi media masa. Acara siaran
langsung dialog, diskusi dan debat dengan fokus bahasan sama tapi tak serupa,
antar stasiun TV swasta berlomba adu pintar, silat lidah, baku kata,
membangkitkan opini, bahkan nyaris melebihi sidang pengadilan (nantinya). Ahli
cuap dan ucap atau host, pamer keahliannya bedah kasus MD. Banyak
pakar, nara sumber isu, pemerhati dan pengamat sejarah unjuk data angka, fakta
realita, informasi tanpa basa-basi diperkuat dengan analisanya. Media cetak,
juga tak kehilangan akal mengekspos menjadi headline. Website lebih
gesit dalam mengolah dan menayangkan kasus MD dari berbagai aspek.
Kasus MD menyebabkan PD meradang, meriang, tegang;
tetapi media masa malah bebas berdendang dan tertawa riang sehingga kasus
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat seolah terlupakan. Kasus yang merugikan
negara terabaikan. Berita peringatan hari besar menjadi hambar. Berbagai
peristiwa luput dari liputan awak juru rekam. Prestasi anak bangsa kalah dengan
siaran pariwara. Kemajuan pembangunan berbasis semangat otonomi daerah tinggal
renungan. Derita orang menjadi bahan berita penyedot Rp. Parpol berlaga rakyat
siaga, jangan sampai kejatuhan tangga.
Bahkan ada hadiah bagi siapa saja yang bisa
memulangkan MD ke tanah air. Paranormal, cenayang, orang pintar, dukun sejauh
ini belum diminta jasanya. Kalau mereka memang bisa menerawang masa depan,
mestinya gampang “melihat” keberadaan MD di masa kini. [HaeN] 26 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar