Halaman

Sabtu, 22 November 2014

SIAPA MERADANG SIAP BERDENDANG



Status hukum mantan Bendaharawan Umum Partai Demokrat (PD), Muhammad Nazaruddin (MD), belum jelas. Yang jelas menjadi beban moral bagi PD, beban psikologis bagi keluarga MD, beban mental bagi yang tersangkut kasus MD.  Di pihak lain, selain ada parpol atau koalisi parpol yang diuntungkan, ternyata malah menjadi tambang emas bagi media masa. Acara siaran langsung dialog, diskusi dan debat dengan fokus bahasan sama tapi tak serupa, antar stasiun TV swasta berlomba adu pintar, silat lidah, baku kata, membangkitkan opini, bahkan nyaris melebihi sidang pengadilan (nantinya). Ahli cuap dan ucap atau host, pamer keahliannya bedah kasus MD. Banyak pakar, nara sumber isu, pemerhati dan pengamat sejarah unjuk data angka, fakta realita, informasi tanpa basa-basi diperkuat dengan analisanya. Media cetak, juga tak kehilangan akal mengekspos menjadi headline. Website lebih gesit dalam mengolah dan menayangkan kasus MD dari berbagai aspek.

Kasus MD menyebabkan PD meradang, meriang, tegang; tetapi media masa malah bebas berdendang dan tertawa riang sehingga kasus berbangsa, bernegara dan bermasyarakat seolah terlupakan. Kasus yang merugikan negara terabaikan. Berita peringatan hari besar menjadi hambar. Berbagai peristiwa luput dari liputan awak juru rekam. Prestasi anak bangsa kalah dengan siaran pariwara. Kemajuan pembangunan berbasis semangat otonomi daerah tinggal renungan. Derita orang menjadi bahan berita penyedot Rp. Parpol berlaga rakyat siaga, jangan sampai kejatuhan tangga.


Bahkan ada hadiah bagi siapa saja yang bisa memulangkan MD ke tanah air. Paranormal, cenayang, orang pintar, dukun sejauh ini belum diminta jasanya. Kalau mereka memang bisa menerawang masa depan, mestinya gampang “melihat” keberadaan MD di masa kini. [HaeN] 26 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar