moral pe-Revolusi Mental megakasus "papa minta saham", percaya
diri percaya vs hukum
Jika pemerintah melakukan tindakan atau mengeluarkan
kebijakan yang berdampak negatif, khususnya dari segi ekonomi, serta merta
tanpa komando dan kendali, pihak legislatif dipastikan pasti akan menyerang
habis-habisan. Reaksi, aksi tindak turun tangan oknum para wakil rakyat melebihi
rakyat yang “main hakim sendiri”. Oknum wakil rakyat merasa suci, bersih hati,
niat ikhlas menegakkan keadilan dan kebenaran. Kalau perlu sebagai pelaku aktor
intelektual penggerak para unjuk rasa dan unjuk raga. Kalau perlu mengajukan
mosi tidak percaya, atau menggunakan hak sebagai wakil rakyat diluar nalar.
Tidak ada salahnya, jika meneropong, memandang dan mendeteksi
daya juang wakil rakyat jangan dengan kaca mata moral, jangan dengan skala
moral, jangan dengan pertimbangan moral. Wakil rakyat sudah mengantongi pakem,
sudah punya buku suci, sudah hafal aturan main. Secara loyal, total,
terintegrasi wajib menjalankan kebijakan
partai tanpa perlu berfikir Apalagi mendebat sabda ketua umum.
Budi pekerti yang dipakai wakil rakyat pelaku kasus “papa
minta saham” diyakini karena ybs memang harus percaya diri. Sebagai orang
suruhan, kurir partai sekaligus sebagai wakil rakyat, jika berulah diluar
nalar, merasa hukum tak akan berani menjangkaunya. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar