Halaman

Kamis, 31 Desember 2015

menggantang asap atau asa (laman) revolusi mental

menggantang asap atau asa (laman) revolusi mental

Entah gagasan mulia siapa, tentu bukan yang mulia, yang memulai tanpa pencanangan, tanpa konsep politik berbahasa Dewa, tahu-tahu program Keluarga Pra Sejahtera terwujud nyata, merata secara nasional.

Di pihak lain, pemerintah fokus membangun sejuta rumah antara lain diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Indonesia kaya dengan istilah, nomenklatur, frasa dan pandanan lainnya. Mulai ‘rakyat jelata’, ‘warga negara klas 2’, ‘penduduk musiman’, ‘penduduk pendatang’, ‘orang udik’, ‘manusia bebas’. Bahkan sepertinya ada strata dan status sosial atau profesi : kampungan, papan bawah, kolong jembatan, pinggir kali/rel kereta api, anak jalanan, kuli panggul, buruh pacul, tukang batu, pemulung.

Kontradiksi dari yang disebut di atas, penulis yakin masih banyak yang belum disebut, ada sebutan : elit partai, elit politik. Mengacu GINI Ratio Indonesia, nasib bangsa dan negara setiap lima tahun di tentukan oleh kebijakan para elit partai/parpol.

Di sisa era megatega, kawanan parpolis yang sedang nangkring dan nongkrong sebagai penyelenggara negara, wajib cuci mental dengan Revolusi Mental. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar