melacak jejak dosa politik warisan 1999-2004
Aroma irama politik
Nusantara akibat kendali mafia mental, berakibat bandar politik merasa masih
belum untung, modal belum kembali. Kendati didukung laman/website Revolusi
Mental (siMen) yang buka tutup 24 jam.
Wong cilik diharapkan
menyalurkan asipirasi dan inspirasinya liwat laman siMen. Bahkan rakyat bisa
komunikasi langsung dengan sing baurekso negoro tanpa perlu tatap muka. Prinsip
pemimpin yang bijak adalah bawahan menyesuaikan diri dengan irama atasan, bukan
sebaliknya.
Pentolan Reformis yang
malang melintang di panggung politik seolah melupakan tragedi 1999-2004. Bisa
dikatakan periode tsb sebagai puncak kebrutalanan kawanan parpolis. Muncul
jargon “sesama penjegal dilarang saling menjagal” serta “sesama penjagal
dilarang saling menjegal”.
Terbukti, tahun kedua
2014-2019, saling jagal, jegal sudah menjadi agenda siMen. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar