Halaman

Senin, 07 Desember 2015

periuk kecil cepat mendidih vs parpol besar cepat berdalih

periuk kecil cepat mendidih vs parpol besar cepat berdalih

Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat Nusantara menjadi ajang pertikaian partai politik yang praktek sebagai penyelenggara negara. Menjadi ajang uji coba politik transaksional Jokowi vs JK (yang tidak masuk kategori dwi-tunggal, bukan pula dibilang matahari kembar atau sesuai “sing waras ngalah”). Perut rakyat dianggap tabung reaksi, yang dijejali pangan klas impor. Otak rakyat dikerdilkan dengan permainan monopoli dan manipulasi politik.

Berbagai atraksi, adegan, acara di panggung, industri, syahwat politik lokal sampai nasional, malah membuahkan gonjang-ganjing politik tak putus dirundung malang; gegap-gempita, gundah-gulana peta politik sebagai dampak dan bukti nyata bandar politik utawa parpol pemenang pesta demokrasi 2014 tidak siap menang. Dosa bawaan maupun dosa turunan bandar politik di periode 1999-2004 sangat menentukan perjalanan bangsa dan negara. terlebih jika merasa bahwa bangsa dan negara adalah warisan dari bapak moyangnya.

Mulai perombakan Kabinet Kerja, sekjen Nasdem berurusan dengan KPK, ulah pimpinan DPR yang semangkin menjurus periode 2014-2019 keropos dari dalam, tetapi juga mrotoli dan mreteli sedikit demi sedikit. Jokowi faham betul akan makna peribahasa “becik ketitik, olo ketoro”. Berlaku di kawanan parpolis KIH maupun kawanan parpolis KMP, yaitu yang jahat akan terlihat di awal cerita, di babak pertama sampai yang jahat akan terungkap di akhir cerita, di babak penutup atau bahkan setelah ganti periode. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar