Puasa
wajib di bulan Ramadhan mengandung multi manfaat, multi efek, selain sebagai
syariat Islam. Puasa Ramadhan dilaksanakan serentak oleh umat Islam sedunia.
Kajian medis membuktikan manfaat puasa, termasuk puasa sunah yang insidentil,
bahkan bisa sebagai terapi pengobatan.
Belum
dibuktikan secara formal, namun kita bisa lihat fakta lapangan. Sepuluh hari
terakhir Ramadhan, pusat belanja dipenuhi jamaah yang akan menyambut akhir
Ramadhan dan menyemarakkan awal Syawal.
Wajar
kalau puasa yang kita lakukan, hanya sebatas puasa perut, puasa mulut di saing
hari untuk tidak mengunyah saja. Tiap hari terjadi perubahan jam makan,
perubahan menu dan pola makan. Tanpa membayangkan nasib orang lain yang hanya
makan sekali sehari, atau tidak mengetahui betapa ada orang yang belum tahu
hari ini ada yang dimakan atau tidak.
Umat
Islam yang masih sebatas abdi perut, tentu kurang peka, peduli dan tanggap
terhadap nasib perut orang lain, khususnya kaum Dhuafa. Ataupun ada
terpikirkan, beranggapan kaum Dhuafa sebagai urusan masjid [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar