Halaman

Selasa, 17 Juni 2014

Ramadhan, Latih Peka, Peduli dan Tanggap Nasib Kaum Dhuafa

Puasa wajib di bulan Ramadhan mengandung multi manfaat, multi efek, selain sebagai syariat Islam. Puasa Ramadhan dilaksanakan serentak oleh umat Islam sedunia. Kajian medis membuktikan manfaat puasa, termasuk puasa sunah yang insidentil, bahkan bisa sebagai terapi pengobatan.

Belum dibuktikan secara formal, namun kita bisa lihat fakta lapangan. Sepuluh hari terakhir Ramadhan, pusat belanja dipenuhi jamaah yang akan menyambut akhir Ramadhan dan menyemarakkan awal Syawal.

Wajar kalau puasa yang kita lakukan, hanya sebatas puasa perut, puasa mulut di saing hari untuk tidak mengunyah saja. Tiap hari terjadi perubahan jam makan, perubahan menu dan pola makan. Tanpa membayangkan nasib orang lain yang hanya makan sekali sehari, atau tidak mengetahui betapa ada orang yang belum tahu hari ini ada yang dimakan atau tidak.


Umat Islam yang masih sebatas abdi perut, tentu kurang peka, peduli dan tanggap terhadap nasib perut orang lain, khususnya kaum Dhuafa. Ataupun ada terpikirkan, beranggapan kaum Dhuafa sebagai urusan masjid [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar