Halaman

Rabu, 25 Juni 2014

10 KONTRA KRITERIA CAPRES 2004


Beranda » Berita » Opini
Senin, 13/01/2003 06:54
10 KONTRA KRITERIA CAPRES
10 KONTRA KRITERIA CAPRES BERDASARKAN FATWA MENDAGRI :"TERDAKWA TAK BERHAK JADI CAPRES."

Lebih lanjut, ulas wartawan lepas dari terbitan "Bicara Bebas" yang berhasil mencuri baca dokumen "Kriteria Capres" di meja sang terdakwa, yang digeletakkan di samping kuantansi nonbujeter yang nyaris tercecer. Dari dokumen tersebut ada beberapa point yang menarik untuk disimak, tentunya berkisar tentang kriteria dan kategori Capres, yaitu :

1. Bahwasanya sebagian besar pemimpin bangsa dan negara saat ini - baik yang sedang bercokol betah-betahan nongkrong di kursi eksekutif, bertahan hidup-hidupan nangkring di bangku legislatif maupun berkecimpung was-was lesehan di mimbar yudikatif - dengan tolok ukur dan indikator kepemimpinan nasional apapun oknum-oknum yang ada ini tak ada yang layak, pantas bahkan berhak diajukan sebagai Capres.

2. Bahwasanya semua pimpinan dan pengurus partai politik - baik parpol sebagai pemenang pemilu 1999, peserta pemilu 1999, ataupun parpol karbitan - sudah terbukti, membuktikan dirinya bahkan semangkin menebarkan bukti sampai pemilu 2004 bahwa mereka hanya mementingkan, mengutamakan dan mengedepankan hak parpolnya saja, sehingga dengan dalih, kiat dan landasan idiologi apapun akan melahirkan kader berkadar yang masuk jajaran tak ada yang layak, pantas bahkan berhak dicalonkan sebagai Capres.

3. Bahwasanya para petinggi TNI dan Polri dalam proses berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat - khususnya dalam bidang pertahanan dan keamanan serta pelayanan masyarakat - masih menujukkan ciri, citra apalagi cita-cita nyata Orde Baru, maka berdasarkan doktrin dan matra sekaliber apapun (apalagi asas dwifungsi) tak ada yang layak, pantas bahkan berhak dipromosikan sebagai Capres.

4. Bahwasanya para pemimpin di daerah (gubernur, bupati atau walikota) - yang khususnya dalam memperoleh jabatannya melalui praktek politik uang atau sebagai jago dari parpol tertentu dengan kewajiban melakukan praktek balas jasa - maka berdasarkan prinsip jenjang karir manapun tak ada yang layak, pantas bahkan berhak diusulkan sebagai Capres.

5. Bahwasanya para konglomerat - binaan Orde Baru maupun yang dielus-elus oleh sang reformis - yang telah menjual bangsa atau membawa lari hasil jarahannya ke mancanegara ataupun para pejabat berminat jadi konglomerat yang berhasil menjual aset dan harga bangsa ini, dengan standar ganda apapun ternyata tak ada yang layak, pantas bahkan berhak diperjualbelikan sebagai Capres.

6. Bahwasanya para pemikir, pengamat, penggembira, pemerhati, peminat, pengunjuk kata, perekayasa fakta ataupun komentator - mulai dari klas jalanan sampai klas seminar - yang sering nongol bermodal mulut jual abab dan jual tampang memajang muka "gua pikir gua pintar" di media massa, maka dengan teori, pasal, rumus, hipothesa atau dalih apapun sebagian besar diasumsikan secara ilmiah nan logik tak ada yang layak, pantas bahkan berhak diprakirakan sebagai Capres.

7. Bahwasanya para tokoh dan pemuka agama, masyarakat dan organisasi massa yang mempunyai prinsip bak kutu loncat, tidak di pihak mana tetapi bisa berada dimana-mana, yang merasa mencari haram pun susah apalagi yang halal, yang mempolitikkan bisnis dan membisniskan politik maka kendati banyak norma yang dilafalkan, sanksi yang diterapkan tetap tak ada yang layak, pantas bahkan berhak dinobatkan sebagai Capres.

8. Bahwasanya para selebritis - khususnya dari kalangan pembanyol, pengocol, pendagel, pelawak, pembadut; pemain watak di layar kaca dan layar putih yang ke-ABGABG-an; pelantun lagu musik hingar seronok ngak-ngik-ngok terutama yang narkobais, beraliran seks radikal sampai yang bermodal goyang ndangdhutan jingkrak-jingkrak pamer aurat - berdasarkan aliran seni budaya tempo kapanpun nyaris ludes tak ada yang layak, pantas bahkan berhak dinominasikan sebagai Capres.

9. Bahwasanya para wakil rakyat - khususnya yang getol bergoyang santai di kursi empuknya; yang akan dinaikkan derajatnya dari wakil rakyat menjadi rakyat; yang masih miskin atapun yang merasa belum kaya; yang sudah kebagian komisi atau baru mengecap uang sidang; yang malas sidang tetapi rajin plesiran; yang gemar disemir dan disuap - yang dengan segudang atribut fenomenal lainnya dinyatakan, ditetapkan dan diputuskan sampai pemilu kapanpun tak ada yang layak, pantas bahkan berhak disuarakan sebagai Capres.

10. Bahwasanya sejumlah tokoh muda - khususnya yang berjubel di organisasi kepemudaan - yang mengandalkan akses vertikal secara instan atau karbitan, berposisi sebagai kader jenggot yang mengakar ke atas maka dengan modal, program atau slogan bagaimanapun mereka dan yang sedang antri, yang saling libas dalam kesempitan tak ada yang layak, pantas bahkan berhak disodorkan sebagai Capres. Demikian secuplik rekaman dari dokumen "Kriteria Capres" sang terdakwa dalam batasan diajukan, dicalonkan, dipromosikan, diusulkan, diperjualbelikan, diprakirakan, dinobatkan, dinominasikan, disuarakan, dan disodorkan yang cukup representatif untuk menjegal lawan politiknya sambil mempertahankan kebal hukumnya melalui RUU Pemilahan Calon Presiden Secara Langsung. Bagi penggemar acara Misteri dan Mistik di layar kaca dipastikan tak ambil peduli atas rekakata ini, sebagai kesimpulan akhir sang terdakwa. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar