Halaman

Sabtu, 14 Juni 2014

2014, GENERASI MUDA SIAP

Pengalaman Pileg dan Pilpres 2009 membuktikan mau tak mau, generasi muda harus siap estafet kepemimpinan nasional di 2014. Stigma melalui jalur dan kendaraan parpol orang baru bisa tampil harus dienyahkan. Terbukti kawanan parpolis bukan jaminan mutu, posisi tawarnya fluktuatif.

Akibat pernikahan antar suku, maka zaman sekarang orang sulit mengatakan suku bangsanya. Pernikahan campuran antar suku Jawa dan non Jawa, pernikahan silang antar NKRI bagian timur dengan NKRI bagian barat, pernikahan baur antar kota dengan desa melahirkan generasi Indonesia.

Lebih cepat, lebih baik, lebih murah telah poelang kampoeng, jadi gubernur senior Sulawesi. Merdeka-nya Mega sebagai presidennya wong cilik tetap dibelaskasihani dan diingat sebagai puteri Proklamator Soekarno.

Tampilnya generasi muda sudah keharusan sejarah dan tak boleh ditawar lagi. Orang tak perlu merepotkan latar belakang pendidikan formal, dikotomi sipil-militer, warna parpol, sering muncul atau tidaknya di media massa. Terror media massa yang menampilkan sosok paling dicari lebih dahsyat daripada terror bom. Oknum yang punya kedekatan dengan media massa (dengan tariff tinggi) wajahnya bisa sering nongol dan ngobrol, dan bak pariwara akan diputra ulang. Ibarat peristiwa kriminal, sang tokoh di balik layar akan diwawancarai dalam tempat yang sama, waktu yang tidak sama dan gaya yang berani beda. Generasi muda tidak harus dari kalangan penyelenggara negara, atau pengusaha atau dari anasir formal lainnya. Generasi muda merupakan kehendak sejarah dan yang penting rakyat siap dengan kondisi tersebut.

Bila bisa dibilang bahwa 2009-2014 merupakan puncak kebrutalan parpolis di semua lini dan jalur pemerintahan. Secara internal parpol, antara generasi tua dengan generasi muda sering terjadi gesekan utawa friksi. Kebijakan pucuk pimpinan parpol tak sinkron dengan kebutuhan nyata akar rumput. Bahkan di pusat (Jakarta) antar tokoh tak mau kalah bersaing. Bagi yang punya duit semua akan jadi mudah dalam tataran dan takaran rupiah.


Gelombang generasi muda masih punya waktu untuk mematangkan dan memantapkan diri, 5 tahun waktu yang relatif cepat atau lambat (hn).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar