Selasa, 17/05/2005 11:51
PEJUANG, POLITISI, PEJABAT PUBLIK
Zamanlah yang
menyebabkan makna pejuang, politisi dan pejabat publik berubah, mengalami
pasang surut, bahkan bisa sarat dengan konotasi miring, negative maupun vulgar.
Jika nasib baik dan mujur mereka bisa jadi pahlawan dan tertera namanya lengkap
dengan tinta mas dalam sejarah.
Kini, pejabat publik
bisa merupakan fungsi pejuang maupun fungsi politisi, yang dominan fungsi
politisi. Pejabat publik memang bagian dari sistem birokrasi. Karena sifatnya
maka ybs harus dikenal oleh masyarakat, entah sebagai public figure ataupun
piguran dalam masyarakat yang sedang berjuang, akhirnya walau piguran karena
melalui jalur cepat bisa tampil sebagai pemain utama.
Masa lampau pejabat
publik tak dihiraukan oleh manusia NKRI yang terkenal pemaâf. Masa lampau bukan
cerminan untuk masa kini, yang penting sekarang!!! Sewaktu Pilpres 2004
dilangsungkan, pasangan Capres dan Cawapres jelas bukan beli kucing dalam
karung.
Kucing dalam karung
dimiliki oleh tim sukses. Menghadapi Pilkadal Juni 2005, kucing-kucing sudah
berkeliaran menampakkan diri. Promosi, kampanye dengan cara menghalalkan segala
cara. Biar masyarakat melihat betapa belangnya mereka. Secara sistematis kita
menghadapi krisis pejuang, politisi, dan pejabat publik. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar