Mahkota
buat Raja/Setan Jalanan
Reaksi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah untuk mengendalikan
harga BBM yang diserahkan ke mekanisme pasar, malah menunjukkan daya nalarnya.
Daya kritis rakyat hanya melihat segi keuntungan bagi dirinya. Rakyat tak mau
berkeringat berangkat/pulang kerja, dalam ikhtiar menguber rezeki.
Siapa saja, pihak mana saja yang mendominasi konsumsi BBM tidak
disimak dengan bijak. Walau korban bertambah akibat pengguna motor/mobil yang
belum berhak, rakyat tak ambil pusing. Berbagai dalih dan alasan dengan mudah
meluncur tanpa filter dari mulut wong cilik.
Ironis dan bikin miris, jika elemen masyarakat yang mampu
menjangkau harga jual motor/mobil, walau kredit harian, namun tidak mampu
menjangkau harga jual BBM.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar