Halaman

Selasa, 20 Januari 2015

PARTAI GOLKAR DAN TURUN GUNUNG

Beranda » Berita » Opini
Senin, 15/01/2007 08:43

PARTAI GOLKAR DAN TURUN GUNUNG

Berbekal pengalaman masa lampau, seseorang akan lebih berhati-hati untuk mengulang perbuatannya. Pengalaman adalah guru yang bijak. Pengalaman sebagai presiden atau apapun sebutannya, menyebabkan Bapak Pembangunan H.M. Soeharto bisa melenggang sebagai pemenang tunggal dalam pemilu 6 (enam) kali berturut-turut.

Golkar sebagai penggiring dan pengiring, sampai menjelma menjadi Partai Golkar (PG), jelas akan muncul dalam pemilu dan pilpres 2009 dengan segala tujuannya. Minimal akan mendulang ulang zaman keemasannya semasa Orde Baru. Zaman selalu berubah dan tak akan terulang. Sejarah hitam putih yang dikantongi PG menyebabkan mereka dewasa dalam hal boleh tidaknya menentukan nasib, lepas dari kungkungan dan pelukan orangtua. Hidup mandiri tanpa dikebiri.

Konflik internal PG sebagai cara untuk menyingkirkan saingan potensial. Yang punya nyali, atau strategi terselubung komandan PG, boleh membuat parpol tandingan. PG berkembang bak gurita pemakan segala. Hanya satu hal yang tak diperhitungkan, atau sudah diprediksi dan sudah menyiapkan antibodinya. Semakin mereka merangkul tokoh potensial untuk dijadikan kader PG, semakin banyak dan panjang antrian menuju kursi.

Kumpulan kader selain membuka persaingan terbuka, juga akan menampakkan siapa yang belang tiga, siapa yang bak kader dalam karung, dsb.

Masyarakat dan rakyat kebanyakan yakin, nantinya, tidak hanya berharap adanya satria piningit. Jelasnya akan ada satria turun gunung. Bisa tokoh muda. Bisa tokoh tak diperhitungkan. Bisa juga suatu tatanan yang tak permah dirumuskan akan muncul. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar