Halaman

Senin, 16 Oktober 2023

pembunuhan karakter lewat rivalitas multipartai sederhana

pembunuhan karakter lewat rivalitas multipartai sederhana 

Kilas balik ke judul lawaspembunuhan karakter vs karakter pembunuh”. Date modified 10/27/2019 8:04 AM. Sibukkan diri dengan sedikit iseng bebas pretensi. Simak berita terkait laga bola sepak antara Persija vs Persib. Pesepak saat tanding memang serba saling. Kaki tangan, pasang badan sebagai andalan. Kepala mampu cetak gol. Belum ada evaluasi, bagaimana korelasi, relasi, interaksi antara rebutan kursi dengan rebutan bola.

Pengarusutamaan gender melahirkan watak serakah politik. Bukan juga. Kode etik politik serakah begitu bunyinya. Tak pakai lama, tak perlu antri atau merintis mulai dari nol. Tumpukkan keringat leluhur melicinkan langkah politik. Menggelincirkan bablas ke laut bebas.

Tanpa kata, rakyat tapak tanah selaku kelompok penekan, kelompok penyeimbang menjadi faktor penentu riset kebijakan berbasis wawasan kerakyatan. Aksi diam, aksi  bisu rakyat bak solidaritas spiritual  buka pintu langit.  Faktor penentu non-politik sisi lain dari karakter multipartai.

INDONESIA–ku, multipartai vs multipilot. Lazimnya sebuah rezim, tepatnya di éra mégatéga, bukan sekedar menjelma menjadi kezaliman, kelaliman. Maklum. Memang memang sebegitunya. Sudah sebagai langkah politik yang optimal. Mentok atas bawah. Jeblok samping. Apalagi tampak depan. Semrawut binti awut-awutan. Pokoké menang.

Kilas balik ke judul lawas “dilema regenerasi kepimpinan nasional, kebutuhan demokrasi vs syarat konstitusi”. Date modified 4/7/2018 7:17 AM. Dapat disimpulkan bahwa hak konstitusional warga negara ialah HAM yang dimuat seuai perubahan kedua UUD NRI 1945 di Bab XA Hak Asasi Manusia, yang meliputi Pasal 28A hingga Pasal 28J. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar