Halaman

Jumat, 06 Oktober 2023

diri ini, jangan kau manjakan dan atau jangan kau forsir

diri ini, jangan kau manjakan dan atau jangan kau forsir 

Aspek kesehatan bukan merupakan faktor pertimbangan utama. Semua berpulang kepada status riwayat kebugaran ybs. Tidak ada jalan tengah, sama-sama enak. Bukan harga mati. Kendati banyaknya sendi tiap manusia sama. Asupan gizi kemanusiaan menjadikan daya tahan dan pertahanan diri ini di atas rata-rata manusia normal. Mental kejiwaan seseorang tidak identik dengan postur tubuh. Potensi lelaki kekar mampu bersuara melankolis terbirit-birit.

Wong lanang kerémpéng punya stamina tidak bisa dianggap énténg. Kuat angkat junjung bahan bangunan. Ahli panjang petik pohon kelapa. Sakitnya cuma penyakit rakyat, “ora nduwé duit”. Pegal badan diatasi dengan minum wédang jahé geprèk, hangat. Dibuat sibuk diri, penyakit kerakyatan minggat. Tetap lapar itu perkara bawaan sejak lahir. Semua wong-urip merasakan.

Gaya hidup santai-santai. Mana mungkin manusia nusantara klas rakyat jelata, strata rakyat tapak tanah, lapis rakyat papan bawah mendapat anugerah guru besar kehormatan. Ketiban rezeki gelar doctor humoris causa.

Format manusia politik “nafsu garang tenaga kurang” menjadi ciri wanci kebangsaan partai politik pendominasi parlemen. Balutan sebutan petugas partai, boneka politik menambah fakta “manusia tak tahu dimanja”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar