Halaman

Rabu, 04 Oktober 2023

kalau tidak berdengung bukan parpol saya

kalau tidak berdengung bukan parpol saya 

Zaman tipi hitam-putih. Acara “bina vokalia” asuhan prananjaya, favorit remako (remaja kolot). Tak pakai heran jika generasi teranyarkan pandai berlagu, berlagak. Sejarah sendiri terkadang mendaur ulang kejadian lawas, lama, usang. Menyesuaikan zaman dan tantangan adab bernusantara. Pelaku utama tergantikan anak cucu kronologis. Modifikasi skenario. Agar beda tetapi banyak kemiripan. Model kanibal kejadian di bawah satu kendali. Pola oplosan untuk tetap menjaga eksistensi pelaku utama. Pakai potret negatifnya atau klise.

Parpol buram karena klasifikasi multipartai. Tak kurang akal agar tetap tampak bak manusia berakal sehat. Tidak punya nilai jual tapi mampu beli, bayar, barter pesohor. Didapuk jadi oknum ketua umum.

Pemimpin bangsa model beginian, ombyokan, borongan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar