diléma bakalan kaping wolu, yakiniki vs yakiniku
Hemat
mikir. Comot alinea judul sebelumnya. Asumsi historis, rakyat pilah-pilih
bakalan karena kualitas sosok ybs. Bukan pada parpol atau koalisi parpol
pengusungnya. Dua periode kaping
pitu, beda pasal, sama kasus. Rakyat sengaja ngujo, nglulu, mblondrongké. Sekalian semua
sama-sama babak bundas, babak belur. Asas “tiji-tibèh”
Tak
akan lari kursi dikejar. Tetap harus diuber sampai batas akhir harga diri. Bangkrut pun bukan jaminan sukses raih.
Utang
janji tak akan tertebus sampai tujuh turunan. Malah membenamkan diri dalam tumpukan utang. Sampai balik nama.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar