marah ke diri sendiri, prestasi dadakan vs pemulihan jiwa-raga
Éfektivitas dalih atau dalil orang berfikir secara
manusia, manusia bertindak selaku wong urip. Menguatkan rasa diri untuk mendapat peng-aku-an
dari pihak lain. Terlebih dari lawan jenis. Maunya ditegur sapa duluan. Lebih daripada itu,
eksistensi dirinya mendapat apresiasi, atensi dari pihak mana saja. Ironis bin kronis, jika ybs diundang doa
bareng untuk keluarga duka. Biasanya usai isya’. Langsung pasang wajah
sedih. Usai isya’ punya adat maem,
ganjal perut. Agar malam lelap malam.
Narasi kemanusiaan ini dirasa tendensius. Aktual, faktual bukan rekaan. Terjadi
dimana saja kapan saja. Terjadi pada status sosial papan bawah. Tapi gaya hidup
bak sosialita. Memanipulasi diri agar tampak nilai tambah. Bukan nilai yang
melekat sesuai kodrat, kapasitas diri. Tampil cerdas diri.
Potensi manusia malah mampu meramu konflik internal. Peran batin. Kata ahlinya,
manusia pemain watak terbiasa hidup di
lampu kuning peran batin. Kalau suasana sepi, aman, nyaman, tentram. Kebalikan
dengan hati ini.
Pola gubah-rubah-ubah secara radikal bebas. Terapkan dalil
serbatéga, supertéga, mégatéga, anékatéga. Contoh panutan lokal, tinggal pilah
pilih. Model apa saja tersedia dimana-mana. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar