tata ideologis manusia nusantara, sarat kebebasan
Fitrah kemanusiaan yang melekat pada manusia,
bersifat dinamis, fluktuatif, pasang surut dan kondisional. Ironis binti kronis, terjadi derajat kemanusiaa mengendap
di ambang bawah. Titik nadir. Bukan zona kritis. Bukan lampu kuning.
Justru ybs tampak perkasa dengan atribut keduniaan.
Berbagi kebebasan antar anak manusia nusantara.
Salah kaprah tapi lazim, wajar, masuk akal sehat manusia
waras.memberikan sebagian “kebebasn pribadi” kepada manusia lain yang mampu
berbagi nikmat dunia. Mendongkrak status sosial dengan pengorbanan yang pantas.
Manusia yang yakin dan sadar mampu memandang
eksistensi pihak lain. Secara langsung unjuk diri bahwa sejatinya
dia adalah manusia mulia.
Manusia sesungguhnya adalah manusia yang
bermanfaat, berguna bagi sesama. Selaku teman
yang selalu menemani. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar