wédang (ngawé kadang) mbokdé mukiyo, dudu cawé-cawé ndang lèngsèr
Di zaman Orde Baru sudah dapat disimpulkan
bahwasanya anak bangsa pribumi terjun ke panggung politik, untuk dan atau sebagai profesi, mata pencaharian, sumber
penghasilan. Presiden kedua RI mampu ‘atas
kehendak rakyat’ 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997, atau 6x disumpah.
Golkar menjadi kendaraan politik yang total loyal.
Ikatan kepancasilaan kian menipis. Khususnya
hubungan vertikal mengkuti pola piramida, sistem hierarkhis. Kian jauh dari
rakyat, terpaan angin mampu menggoyang stabilitas wibawa. Kawan dekat bukan
berarti siap bela. Biasanya malah mengingatkan setelah kejadian. SDM utawa
selamatkan diri masing-masing, hal yang pokok dan utama.
cawé-cawé nggragas, malang-malang
menthung. 3/7/2021 74:9 PM.Nyatanya, wujudan daripada persatuan Indonesia sesuai kondisi lokus plus kedirian manusianya.
Terkadang manusia sulit menerima kenyataan
yang melekat pada dirinya. Maunya bukan seperti dirinya yang kasat mata. Juga
tak tahu apa yang dimauinya secara sadar, terukur, prospektus. Menatap
wajah diri di cermin merasa berhadapan dengan mahluk asing. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar