Halaman

Rabu, 24 Mei 2023

paham setelah kelewat paham

paham setelah kelewat paham 

Gaung, gema, gelora  suara dasar negara masuk telinga kanan penyelenggara negara. langsung dismash balik. Agar tidak mengkontaminasi indra tanggap suara rakyat. Merasa rumusan sila-sila sudah masuk bahan baku kampanye politik. Kurang apalagi vs apalagi kurang.

Ikhwal substansial esensial tradisional yang berbasis kelokalan tidak perlu dikontradiksikan dengan pasal modernitas, kekinian atau tantangan dan kebutuhan zaman. Rumusan dari tanah kembali ke tanah, tak akan lekang oleh laju peradaban zaman

Generasi bau tanah, generasi usia parade senja sampai kawanan bangkotan. Cerdas diri masuk jajaran gagal paham. Bukan pengamat banyak. Serba merasa bisa. Pegang pisau serutan pensil, sudah bisa cerita karya hasta-karyanya.

Aneka kasus yang melegenda global sampai legenda lokal tutur tinular. Orang dan atau manusia dengan sisi kemanusiaan, ada yang belajar dan ambil sikap bagaimana hidup di dunia. Sisanya, model gila dunia. Andalkan rasa optimis sesuai aliran keyakinan, kepercayaan secara akal sehat.

Tidak asa pihak, kelompok, kawanan mana yang disasar. Entah modus atau bukti generasi bagimana yang dimaksud. Masih ada kaitan dan ikatan historis dengan frasa ‘satu data ramai-ramai’. Anak jalanan tahu lokasi gerai gawai, gadget. Tahu siapa pemasok rokok di kios pinggir jalan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar