Halaman

Selasa, 09 Mei 2023

histéria jelang ambang bawah

histéria jelang ambang bawah 

Penamaan generasi, sebagai bukti kehendak sejarah nusantara, bahwasanya éfék domino éra mégatéga, menjadikan apapun yang bagaimana pun bisa terjadi. Generasi medsos menjadi pelaku, saksi sekaligus korban.

Pengalaman hidup selama pasca reformasi yang bergulir  bebas dari puncaknya, 21 Mei 1998, menjadikan anak bangsa tahan banting. Kendati “memajukan masa depan vs melambatkan masa kini” menjadi ciri utama generasi medsos, bukan masalah.

Wong Jawa punya ramuan, resep, racikan, rumus tradisional untuk menjaga stabilitas adab bernusantara. Dikenal dengan falsafah perhitungan: babat, bibit, bobot, bebet. Bahkan nama orang bisa menunjukan peruntungan.

Sejatinya, kata hati, kalbu, hati nurani, hati kecil kita, jika kian diasah akan semakin peka. Menjadi pedoman diri saat menghadapi pilihan. Jalan kehidupan tak selamanya lurus, mulus. Ada tanjakan menghadang. Tak kurang belokan, kelokan. Di persimpangan, jika tidak tahu peta kehidupan, sulit menentukan arah dan rute pilihan. Cara sederhana, simpel, pakai alternatif jalan yang minimalis risiko.

Masyarakat penjunjung tinggi peradaban bangsa, berniatan tetap mempertahankan tata moral berbangsa dan bernegara. Menjaga eksistensi  pranata plus tata sosial moral politik secara turun-temurun. Pewarisan peradaban lokal melalui berbagai cara, jalur maupun media. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar