pak kusir lebih paham kentut kuda ketimbang diplomat
Muncul
timbulnya istilah debat kusir. Bagian sentral kehidupan diplomat K.H Agus
Salim. Bahan renungan bakalan diplomat politik
lokal nusantara.
Ironis binti
miris, ujaran bebas kendali oknum ketum parpol penguasa. Sudah bukan model rambut ekor kuda. Mirip emak-emak bau migor
curah bersubsidi silang. Satu barang satu harga.Tidak jauh-jauh dari modus dan aroma “kentut kuda”.
Berkat layananan
jasa usaha pengkabaran, yayasan penebar penabur berita maka gaya ekspresi wajah “nyengir kuda” melekat pada kawan partai.
Belum jatuh tempo okol-okolan si mulut lumut. Gedé duwur awaké nanging cilik mentik atiné. Ombo angopé. Ndepaplang
lambéné. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar