tak
disengaja malah diketemukan vs sudah disengaja-sengaja tetap tak ketemu
Model ideologi nasional, kendati
sudah punya Pancasila, masih banyak anak bangsa, putera-puteri asli daerah,
kaum pribumi malah bertanya ke “orang pintar” untuk menanyakan model ideologi
yang layak secara nikmat dunia. Syarat utamanya adalah tak pakai lama. Tak
perlu antri. Tak perlu merintis mulai dari angka nol. Tak perlu magang atau
mengalami masa perpeloncoan.
Jangan lupa bangsa kita penganut,
penggemar, penggila budaya instant tanpa banyak tanya mengapa. Yang penting
enak.
Mudahnya, kita masih ingat akan
sejarah asal muasal lem dan karet, yang tak sengaja diketemukan oleh akal
manusia.
Pertama, memanfaatkan barang bekas
berkualitas, atau sebagai penadah ideologi yang sudah apkir, ketinggalan zaman,
kedaluwarsa. Namun masih pantas untuk dijadikan ajang pamer citra diri, pesona
diri.
Kedua, menurut hasill survei lembaga
survei, penyidikan, pengendusan, penyadapan tim gabungan pencari fakta,
menyebutkan bahwasanya jika masih ada ketimpangan, kesenjangan, dispartitas,
ketidakmerataan hasil pembangunan, maka faham komunis seperti diberi darah
segar.
Ketiga, miskin jiwa ideologi tidak
masalah kawan. Yang penting untuk nikmat dunia jangan sampai kapiran,
terlantar, atau malah bangkrut. Hebatnya lagi, pelaku atau pengatur lalu lintas
politik dan pengaman jalannya ramuan ajaib revolusi mental serta sebagai
pengayom dan pengayem rakyat, kecipratan rezeki politik. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar