Halaman

Sabtu, 11 November 2017

bonus tahun politik 2018, gerakan anti-Pancasila vs kebijakan anti-Pancasila



bonus tahun politik 2018, gerakan anti-Pancasila vs kebijakan anti-Pancasila

Rakyat tak pernah dan tak akan pernah membanggakan dirinya sebagai pelaksana Pancasila secara utuh, konsekuen, dan menerus. Sejatinya sila-sila Pancasila merupakan perumusan dari kisah nyata yang ada di masyarakat.

Kisah nyata lainnya, jauh waktu setelah Pancasila dinobatkan, didaulat sebagai ideologi negara, maka pihak penyelenggara negara mulai memainkan makna Pancasila sebagai senjata pelindung diri.

Efek domino pembangunan melalui APBN maupun ABPD yang diperkuat, diperkokoh dengan utang luar negeri, adalah semakin memperbanyak pola, jenis kesenjangan, ketimpangan, ketidakmerataan.

Blusukan tematik kepala negara plus kunjungan kerja wakil rakyat ke manacanegara, untuk meyakinkan diri sendiri, bahwa di akar rumput tetap sejahtera lahir dan batin. Jauh dari konflik kepentingan politik. Bebas dari tindak tutur atau saling fitnah, seperti yang diperagakan oleh manusia politik papan atas.

Kisah nyata di periode 2014-2019 penguasa takut akan bayangannya sendiri.

Kisah ini masih belum tutup buku. Agar tampak berwibawa di mata dunia, khsusnya di mata negara raksasa dalam jumlah penduduk, maka dengan mudah dicetak kebijakan agar yang anti-Pancasila untuk berpikir ulang. Karena pemegang hak paten “anti-Pancasila” yiatu yang karena kedudukan, jabatan, pangkat menjadi jauh dari landasan atau rakyat.

Akhirnya dan memang selalu bahwa pusat gempa politik jauh dari akar rumput. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar