paket
hemat khianat = (penjilat/penghujat + pejabat)
Kata yang membuat sejarah, perjalan
hidup dan pertambahan usia/anak manusia bisa mempengaruhi karakter dan nilai
peradabannya. Berkat revolusi mental banyak rakyat yang naik kasta, strata,
peringkat menjadi pejabat, maka terjadilah "kacang lupa akan
kulitnya" atau dalam bahasa bahasanya ki Agus, kang Bambang
dan om Joko, yaitu "kacang ninggal lanjaran".
Agar tampak bisa menulis, saya
cuplik bebas “kere munggah bale”, tegese : dadi wong gedhe lali asale. Artinya:
"pengemis naik ke balai-balai". Sindiran terhadap orang yang lupa
diri setelah memperoleh sukses hidup dengan cara yang mudah. Asale saka wong
cilik ora duwe drajat pangkat lan mlarat. Ewasemono angkuh kumingsun dupeh
kesinungan pangkat. Bisa juga maknanya wong
didadekake wong luhur.
Agenda rakyat cukup sederhana dan
memang bersahaja. Mulai pagi hari sampai pagi hari berukutnya. Nyaris tipikal. Seperti
mengisi waktu harian saja. Begitulah kehidupan rakyat atau pola rakyat dalam
memaknai kehidupan. Sepertinya tidak ada target dan sasaran besar.
Beda dengan pihak, kalangan yang
bukan rakyat. Seperti pejabat, penyelenggara negera yang legislatif, eksekutif
dan yudikatif. Khususnya mereka yang terikat kontrak politik lima tahun, satu
periode di tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi sampai tingkat pusat. Mereka
mempunyai target dan sasaran berlapis, dinamis dan serba kurang.
Menyimak peri kehidupan aroma irama
syahwat politik Nusantara, tak salah jika sesama penyelenggara negara bak
persaingan antar serigala, yang siap saling memangsa. Siapa kuat, kaya, kuasa
plus cepat, nekat yang akan dapat. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar