Halaman

Rabu, 01 November 2017

semangat kepahlawanan pribumi, bumiputera, inlander



semangat kepahlawanan pribumi, bumiputera, inlander

Semangat merdeka, semangat mempertahankan kemerdekaan, semangat mengisi kemerdekaan, semangat sekali merdeka tetap merdeka, tetap menjadi ciri rakyat zaman penjajahan utawa inlander, maupun kaum pribumi yang cinta tanah air serta kalangan bumiputera yang rela bela negara.

Perjalanan sejarah bangsa dan peradaban Indonesia,yang membutuhkan pengorbanan jiwa raga – para pahlawan dan sosok pahlawan tak dikenal – yang tak akan surut dan tiada henti agar NKRI tetap eksis, berdaulat dan mampu memampukan dirinya sebagai bangsa besar.

Semangat menikmati kemerdekaan oleh anak bangsa, putera-puteri daerah, rakyat dari berbagai pelosok pojok Nusantara, masih ada yang tetap berpijak pada jiwa pengorbanan. Namun tak dapat disangkal efek domino cinta dunia, uber jabatan, kejar pangkat, raih harta yang dikemas dalam wadah partai politik atau sejenisnya, menjadikan terjadilah penjajahan oleh bangsa sendiri.

Ironis binti miris, mereka yang semakin melek politik berbanding lurus dengan buta sejarah bangsa.

Ada oknum sampai kawan partai yang alergi dengan sebutan pribumi, yang dianggap diskriminatif. Sebagai bukti adanya pergeseran peradaban ke arah belakang, kembali ke zaman animism dan/atau dinamisme. Mereka percaya pada tuah ideologi yang bisa mengenyangkan isi perut.

Paling tidak sejarah periode 2014-2019 mencatat betapa siapa yang menjadi lawan politik penguasa, wajib dimusnahkan sejak dini. Berpikir tentang kinerja pemerintah secara apa adanya, akan mendapat stigma melakukan tindakan yang tidak menyenangkan.

Perang kata di media, dipacu dan dipicu oleh media massa yang ahli pengganda gosip dunia. Mereka menguasai jarangan televisi, media cetak dan corong setan lainnya.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar