Halaman

Rabu, 29 November 2017

kerugian wisata lokal akibat bencana politik Nasional



kerugian wisata lokal akibat bencana politik Nasional

Siklus bencana politik lima tahunan, tapi tiap saat terasa sampai tulang sumsum rakyat dan tulang punggung Ibu Pertiwi. Semakin adegan, atraksi, acara gonjang-ganjing politik membara, justru menjadi daya tarik wisatawan politik mancanegara.

Investor politik dari negara paling bersahabat dengan NKRI, siap menjadikan generasi digital jadi budak di negeri sendiri. Mulai dari uang pinjaman alias utang luar negeri, teknologi asing diterapkan disemua lini kehiodupan masyarakat, sampai bantuan tenaga kerja asing, menjadi prioritas utama penguasa. Mumpung aji vs aji mumpung.

Sejarah memang selalu berulang, sebagai pelajaran bagi pribumi yang tak pernah ingkar akan manfaat serta mempraktikkan sila-sila Pancasila.

Krisis cadangan devisa negara diperkuat dengan fenomena alam, membuat pihak tertentu sudah pasang kuda-kuda. Semua merapat dalam ikatan ideologi kawanan penguasa 2014-2019. Berharap satria piningit dari negara naga merah akan turun. Menambah batuan utang luar negeri sampai mengirim manusia buangan di negerinya, tapi bisa jadi raja di NKRI.

Krisis idelogi atau tepatnya tidak adanya negarawan di periode 2014-2019 akan semangkin menyuburkan krisis cadev. Loyalis Jokowi plus/minus JK, hanya sebagai beban tetap rganda atas jalannya revolusi mental. Merongrong dari dalam persatuan dan kesatuan Indonesia.

Bukan masalah waktu. Doa rakyat sudah semakin berdengung, berdenging di telinga penguasa. Suara dari langit sudah terdengar sayup-sayup namun pasti. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar