Halaman

Senin, 27 November 2017

anomali propaganda kisah sukses penguasa



anomali propaganda kisah sukses penguasa

Kalau Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 menjelaskan lema kolaborator n orang yg bekerja sama dng musuh; orang yg membantu musuh.

Padahal :
kolaborasi n perbuatan kerja sama;
berkolaborasi v bekerja sama; mengadakan pertunjukan bersama-sama (tt pentas seni dsb)
mengolaborasi v melakukan kolaborasi
kolaboratif a bersifat kolaborasi

Beda dengan Kamus Politik dan Bahasa Politik Nusantara. Justru sebagai modus operandi, manuver politik untuk meraih kekuasaan.

Istilah sederhananya adalah main mata dengan musuh negara di tingkat nasional. Dibuktikan dengan pola politik transaksional. Semakin bukti nyata jika loyalis penguasa merupakan parpol perpanjangan tangan investor politik (lokal maupun interlokal).

Tingkat lokal juga terjadi gerakan masif berbasis mutualisme (n bentuk persekutuan hidup yg keduanya saling memperoleh keuntungan). Koalisi partai politik di tingkat nasional sangat beda dengan di daerah. Kepentingan politik yang menentukan bentuk kolaborasi, kongsi politik, konektivitas, kolusi, serta sebutan sejenis lainnya.

Semua yang terjadi sampai éra anéka mégatéga ini, bukanlah sekedar efek domino dari rékonsiliasi (n perbuatan memulihkan persahabatan atau keserasian hubungan). Bisa kawan simak copas berita di bawah ini :

Gus Dur Prioritaskan Rekonsiliasi Nasional
Kamis, 22 Maret 2001 | 15:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Abdurrahman Wahid akan memprioritaskan rekonsiliasi nasional di Indonesia. Hal itu dikemukakan Menlu Alwi Shihab pada acara "National Reconciliation Learning From Experience of South Africa" di Hotel Borobodur Jakarta (22/3). 
Alwi menjelaskan, salah satu upaya untuk mencapai rekonsiliasi nasional yaitu membentuk undang-undang komisi kebenaran dan rekonsiliasi. Tugas utama komisi itu, mengusut kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Rekonsiliasi nasional diwujudkan dalam rangka pembangunan nasional, integritas teritorial dan kesatuan bangsa. Namun, kata Alwi, untuk mencapainya terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi.

Menurut Alwi, proses rekonsiliasi ini salah satu cara menggapai reformasi politik, sosial dan ekonomi. Namun, diakui Alwi, hal itu akan sulit dicapai tanpa kesadaran, pengertian dan kebijaksanaan bersama. Untuk itu, Indonesia akan menyerap berbagai pengalaman rekonsiliasi di berbagai negara termasuk Afrika Selatan. (Hilmansyah)

Konon, sejarah menorehkan yang ahli rékonsiliasi adalah presiden kelima RI. Yang cuma sekedar melanjutkan jejak bapaknya yang presiden pertama RI. Citra ini semangkin menguatkan fakta bahwa anak cucu ideologis komunis tak akan sirna, menyusut maupun pudar. Ada angin surga yang menyegarkan.

Jadi, Indonesia riwayat mana lagi yang akan kau dustakan. Apakah rakyat selalu jadi pihak yang mudah dikambinghitamkan. Selalu permanent underclass, uneducated people atau strata kurang beruntung.

Walhasil, lebih besar rekayasa berita sukses, manipulasi kisah sukses, daripada fakta, kata kamus atau primbon lokal. Tidak perlu dirinci, karena kejadiannya masih bergulir. Pelakunya masih berkuasa. Takut kuwalat, kena teluh politik. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar