anomali
propaganda kisah sukses penguasa
Kalau Kamus Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2008 menjelaskan lema kolaborator n orang yg
bekerja sama dng musuh; orang yg membantu musuh.
Padahal :
kolaborasi n perbuatan kerja sama;
berkolaborasi v bekerja sama; mengadakan
pertunjukan bersama-sama (tt pentas seni dsb)
mengolaborasi v melakukan kolaborasi
kolaboratif a bersifat kolaborasi
Beda dengan Kamus Politik dan Bahasa
Politik Nusantara. Justru sebagai modus operandi, manuver politik untuk meraih
kekuasaan.
Istilah sederhananya adalah main
mata dengan musuh negara di tingkat nasional. Dibuktikan dengan pola politik
transaksional. Semakin bukti nyata jika loyalis penguasa merupakan parpol
perpanjangan tangan investor politik (lokal maupun interlokal).
Tingkat lokal juga terjadi gerakan
masif berbasis mutualisme (n bentuk persekutuan hidup yg keduanya saling
memperoleh keuntungan). Koalisi partai politik di tingkat nasional sangat beda
dengan di daerah. Kepentingan politik yang menentukan bentuk kolaborasi, kongsi
politik, konektivitas, kolusi, serta sebutan sejenis lainnya.
Semua yang terjadi sampai éra anéka
mégatéga ini, bukanlah sekedar efek domino dari rékonsiliasi (n perbuatan memulihkan
persahabatan atau keserasian hubungan). Bisa kawan simak copas berita di bawah
ini :
Gus Dur Prioritaskan Rekonsiliasi
Nasional
Kamis, 22 Maret 2001 | 15:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden
Abdurrahman Wahid akan memprioritaskan rekonsiliasi nasional di Indonesia. Hal
itu dikemukakan Menlu Alwi Shihab pada acara "National Reconciliation
Learning From Experience of South Africa" di Hotel Borobodur Jakarta
(22/3).
Alwi menjelaskan, salah satu upaya
untuk mencapai rekonsiliasi nasional yaitu membentuk undang-undang komisi kebenaran
dan rekonsiliasi. Tugas utama komisi itu, mengusut kasus pelanggaran HAM di
masa lalu. Rekonsiliasi nasional diwujudkan dalam rangka pembangunan nasional,
integritas teritorial dan kesatuan bangsa. Namun, kata Alwi, untuk mencapainya
terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Alwi, proses rekonsiliasi
ini salah satu cara menggapai reformasi politik, sosial dan ekonomi. Namun,
diakui Alwi, hal itu akan sulit dicapai tanpa kesadaran, pengertian dan
kebijaksanaan bersama. Untuk itu, Indonesia akan menyerap berbagai pengalaman
rekonsiliasi di berbagai negara termasuk Afrika Selatan. (Hilmansyah)
Konon, sejarah menorehkan yang ahli
rékonsiliasi adalah presiden kelima RI. Yang cuma sekedar melanjutkan jejak
bapaknya yang presiden pertama RI. Citra ini semangkin menguatkan fakta bahwa
anak cucu ideologis komunis tak akan sirna, menyusut maupun pudar. Ada angin
surga yang menyegarkan.
Jadi, Indonesia riwayat mana lagi
yang akan kau dustakan. Apakah rakyat selalu jadi pihak yang mudah
dikambinghitamkan. Selalu permanent underclass, uneducated people
atau strata kurang beruntung.
Walhasil, lebih besar rekayasa
berita sukses, manipulasi kisah sukses, daripada fakta, kata kamus atau primbon
lokal. Tidak perlu dirinci, karena kejadiannya masih bergulir. Pelakunya masih
berkuasa. Takut kuwalat, kena teluh politik. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar