wong cilik obyek manusia politik nusantara
Kata, lema ‘manusia’ menurut kidah bahasa Indonesia jika dialihkan ke bahas Jawa menjadi ‘wong’. Ironis binti miris, namun jika kata ‘wong’ diindonesikan, tidak serta merta berarti ‘manusia, orang atau sebutan semaksud. Pada kondisi tertentu malah tidak bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Berkolaborasi dengan satu kata membentuk idiom. Menjadi kalimat pun merupakan ungkapan samar-samar tapi jelas siapa yang dituju.
Pengguna aktif kata ‘wong’ ingin menunjukkan citra merakyatnya, sekaligus penyangkalan, pembangkangan atas fakta bahwa, sebut saja ‘wong cilik’ adalah manusia dari segala manusia. Gamblangnya, menyebut ‘wong cilik’ bermaksud menunjukkan dirinya siapa. Aku ini siapa. Niat bagusnya, mau rendah hati liwat kata-kata. Justru ucapan, jujur yang muncul bernada merendahkan orang lain.
Seolah, terjebak budi bahasa. Maksud politis mau unjuk rasa rendah hati, malah pamer rendah budi.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar