Halaman

Minggu, 27 September 2020

dimensi multikrisis vs krisis multidimensi

dimensi multikrisis vs krisis multidimensi

 Mentalitas anak bangsa nusantara diperkaya dengan asupan paham bahwasanya aspek indeks demokrasi nusantara (kebebasan sipil, hak-hak politik, lembaga demokrasi). Penentu besaran bencana non-alam, khusus kategori kegagalan politik. Disamping ada kategori bencana politik, penyakit politik.

 . Hak cipta martabat bangsa, wibawa negara, nama baik presiden dilindungi undang-undang. Tidak dapat diganggu gugat. Tidak bisa dipidanakan. NKRI harga mati, menyebabkan nilai tukar presiden yang petugas partai, tergantung sentimen positif pasar global. Tekanan pasar lokal lebih ditentukan kebijakan pro-perut rakyat.

 INDONESIA–ku, multipartai vs multipilot. Tayang 7/15/2018 10:17 AM. Masih renyah di kunyah. Lazimnya sebuah rezim politik, tepatnya di éra mégatéga, bukan sekedar menjelma menjadi kezaliman, kelaliman. Maklum. Memang memang sebegitunya. Sudah sebagai langkah politik yang optimal. Mentok atas bawah. Jeblok samping. Apalagi tampak depan. Semrawut binti awut-awutan. Pokoké menang.

 Namanya politik. Kalah malah bangga. Menang malah bingung. Soalnya, kalau kalah bisa pakai pasal amuk massa. Apalagi kalau disalahkan atau dikritik, bisa pakai asas rata bumi. Semakin lama berkubang di syahwat politik, semakin licik dan picik. Sejalan dengan dalil bahwasanya daya darah merah politik bisa diwariskan ke anak cucu.

 Jangan lupa kawan sebangku, rakyat terbiasa sejak zaman pra-Proklamasi dengan ultimatum politik, intimidasi politik, agresi politik, invasi politik. Lebih dari itu. Kebal dengan dampak bencana politik rekayasa penguasa. Akirnya, rakyat menjadi tahu diri. Kapan diam seribu tindakan. Kapan menggeliat siap melaju. Politik nusantara memang hemat dan kedap ideologi.[HaèN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar