berolah kata jangan mengandalkan pengetahuan diri
Karena menganggap hasil olah kata sendiri, pribadi bukan karya tulis, hati menjadi tenang. Tak perlu ada yang dirisaukan. Tapi bukan berarti menyederhanakan problematik kehidupan, meremehkan pasal-pasal perkara berkehidupan. Kehati-hatian dalam menulis. Waktu tersita untuk merenung, baca karya tulis pihak manapun, simak substansi dan atau kalimat ragam pengkabaran.
Dukungan radar hati menangkap sinyal bahasa dan ayat alam. Budi bahasa antara dua kutub pembeda. Jangan lihat siapa yang bicara tentang kebajikan, tapi simak apa yang diujarkan. Tampak biasa tapi siapa duga ybs mampu melahirkan ungkapan tak biasa. Sebaliknya, jika ada berita fasik, Cek siapa penabur penebar ujaran kedengkian, ujaran penistaan. Jangan sampai sampai kita menjadi bagian target mereka.
Media massa arus utama dan tertutama media utama arus pendek, menjadi ajang pamer bego liwat komentar dan atau ulasan. Tayang ulang maupun tayang langsung acara, adegan, atraksi di layar kaca. Paket sajian dialog, diskusi, debat seolah negara ini sedang sakit otak sekaligus gangguan jiwa.
Mau disebutkan satu persatu, keburu isi perut memberontak kelamaan diproses atau kelamaan menunggu giliran proses alami. Seolah sudah menjadi adat dan memperkaya adat lama yang tak pernah lapuk digilas zaman edan.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar