Halaman

Rabu, 30 September 2020

bicara sehat, syarat jaga daya ingat

bicara sehat, syarat jaga daya ingat

 

IQ, entah apa kepanjangan dan maksud resminya. Namun kiranya seolah tidak ada hubungan kerabat dengan daya ingat. Kedayaingatan manusia nusantara secara politis di atas rata-rata normal tingkat ASEAN. Soal IQ lihat saja gaya bicara, mikik wajah dan bahasa tubuh. Q-Q yang lain pakai dalil yang ada di jalanan.

 

Pertama, daya ingat akan masa lalu yang tidak selesai berlalu. Dendam politik menjadi karakter utama.

 

Kedua, daya ingat akan hal-hal kecil yang menjadi kerikil penggelincir, bukan batu sandungan. Apalagi batu sundangan.

 

Laju adab bernusantara, bicara sehat masih setengah, separuh perjudulan. Tutur bahasa tulis pun bukan cap, yang santun menunjukkan jiwa dan akal seimbang. Ingat judul “multipartai, tuba atau nila sebelanga”.

 

Kinerja, kiprah, kontribusi manusia politik nusantara mudah ditebak sejak awal tampilan. Muncul sekali selaku figuran – bukan figur – langsung didaulat, didapuk laik tanding di ajang laga pentas politik lokal maupun nasional. Memangnya saraf dan syahwat politik nusantara khusus kawanan pendayaingatan sesuai ukuran mulut dan panjang tangan.

 

Keberuntungan duniawi mendongkrak martabat kepolitikan. Faktor perkandungan per-ingat-an tidak layak dibahas, dikupas secara formal apalagi iseng bak teka-teki saling silang.[HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar