Halaman

Rabu, 16 September 2020

terpilih karena tidak ada alternatif lain


terpilih karena tidak ada alternatif lain

Drama kehidupan manusia selaku makhluk sosial dan pemakan segala menjadi amat kompetitif dan saling memangsa. Bermula, berawal klasik persaingan mendapatkan SD favorit.  Sistem rayon atau kebijakan dadakan, menjadikan perebuatan bangku sekolah bak taruhan nyawa plus masa depan.

Lebih daripada itu. Alumnus SMU atau sederajat, bersaing uber PTN dan atau PTS favorit. Apa arti nilai atau angka kelulusan. Fakta lain, faktor “X” yang bicara. Ironis binti miris. Anak bangsa pemilik nilai akademis membaggakan. Ternyata kalau mau ikut laga bebas panggung politik nusantara. Kalah modus dengan penyandang nilai akademis pas-pasan. Itulah hidup.

Tak perlu pakai heran bin takjub. Makanya, kawanan politisi sipil yang mampu sukses politik. Jika tata susila, tata moral yang berlaku, tak akan ada yang terjerat pasal pidana. Terlebih pasal KKN. Soal OTT KPK, masih bisa pakai pasal ganjil-genap “semua bisa diatur”. Pejuang partai identik pahlawan ideologi.

Kursi konstitusional sesuai hasil perhitungan akhir suara pesta demokrasi.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar