Halaman

Sabtu, 14 Februari 2015

kalau bangsa dan rakyat NKRI tidak kompak


Senin, 10 Oktober 2011 12:04
E-mail Print PDF
Peta garis batas Malaysia yang mencaplok Camar Bulan (Dok Gatranews)
Rupanya, negeri Jiran Malaysia kian merajalela. Setelah mengklaim tari pendet dan reog Ponorogo sebagai tarian Asli Malaysia serta rendang diakui pula sebagai makanan asli Malaysia, kini sebagian wilayah Indonesia di Kalimantan Barat pun dicaploknya. Yang terbaru, Dusun Camar Bulan dan Tanjung Datuk di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, seluas 1.499 hektar telah diklaim sebagai wilayah Malaysia. Disebutkan, peta anyar yang dikeluarkan pemerintah Diraja Malaysia itu menacu pada kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Malaysia di Kinabalu pada 1976 dan Semarang, Jawa Tengah, pada tahun 1978.

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis sempat meradang. Klaim Malaysia atas Dusun Camar Bulan itu dianggapnya tidak berdasarkan konvensi internasional. Sebab, kota kecil itu masuk wilayah Indonesia yang sah berdasarkan Traktat London tahun 1824. “Sebagai seorang gubernur, tak sejengkal tanah pun akan saya serahkan kepada Pemerintah Malaysia. Tanah itu akan tetap saya pertahankan,” tegas Cornelis di Pontianak, Kamis (29/9/2011) pekan lalu.

Traktat London adalah kesepakatan bersama antara Kerajaan Inggris dan Belanda terkait pembagian wilayah administrasi tanah jajahan kedua negara. Salah satu isi perjanjian itu adalah batas negara antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan didasarkan pada watershead. Artinya, pemisahan aliran sungai atau gunung, deretan gunung, batas alam dalam bentuk punggung pegunungan sebagai tanda pemisah.

“Kita sudah tahu bahwa karakter Dusun Camar Bulan itu datar. Tidak ada gunung atau pegunungan Juga tidak ada sungai di sana. Sehingga sangat tidak memenuhi syarat sebagai watershead. Lalu kenapa wilayah itu harus masuk ke peta Malaysia,” tegas Cornelis.

Gubernur Kalbar meminta hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia di Kinabalu pada 1976 dan hasil pertemuan kedua negara di Semarang, Jawa Tengah tahun 1978 yang menyebut Camar Bulan masuk wilayah Malaysia segera dibatalkan karena bertentangan dengan Traktat London, Peta Belanda, dan Peta Inggris.

“Saya juga mendapat informasi bahwa Badan Survei dan Pemetaan Nasional sudah membuat peta yang memasukkan Camar Bulan ke dalam wilayah Malaysia supaya tidak ditandatangani karena sangat merugikan Indonesia, khususnya wilayah administrasi Kalbar. Saya juga akan mengajukan protes ke pemerintah pusat terhadap permasalahan Camar Bulan,” ungkap Cornelis.

Sebaiknya pengukuran itu ditinjau kembali dengan nafas yang sama, yakni Traktat London. “Kita bisa lihat patok batas 104 buatan Belanda. Semua materialnya sudah diuji laboratorium dan persis sama dengan material patok batas yang ada di Tanjung Datuk, Sambas. Bandingkan dengan patok batas 104 yang baru dibuat dan ditancap jauh sampai 1.499 hektare ke dalam wilayah kekuasaan NKRI,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, mengaku telah berkunjung ke wilayah tersebut. Menurutnya, ada sejumlah warga yang diusir dari kedua wilayah ini oleh patroli Malaysia. "Mereka bilang, itu kampung Malaysia," ungkap Hasanuddin. Ia pun segera menyampaikan temuannya itu ke anggota Komisi I DPR yang lain.

Dari pantauan Hasanuddin di lapangan, patok batas kedua negara melengkung ke arah wilayah Indonesia. Akibatnya, Indonesia berpotensi kehilangan wilayah. "Patok yang ada saat ini tidak sesuai dengan perjanjian London itu. Jelas, ini menambah luas wilayah Malaysia," tegasnya. Dalam waktu dekat akan ada tindak lanjut, di antaranya memanggil Menteri Luar Negeri untuk menjelaskan ini.

Lebih tragis lagi, selain Dusun Camar Bulan, ternyata masih ada empat wilayah di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat yang juga terancam dicaplok Malaysia. Empat wilayah itu yakni, Sungai Buan, Titik D 400, Gunung Raya dan Sungai Aum. Hal itu diungkap Wakil Kepala Penerangan Kodam Tanjungpura Letkol. Inf. Totok. Menurutnya, pihak TNI akan mempermasalahkan ancaman pencaplokan kawasan di perbatasan Kalimantan Barat. Saat ini, langkah yang diambil TNI adalah menyiagakan 30 pos sepanjang 966 km di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia yang berada di wilayah Kalimantan Barat.

Mari kita jaga negara kesatuan RI. Tidak boleh ada sejengkalpun tanah RI yang dicaplok negara lain! (HP, Ant)

Twitter Facebook

Komentar  

+2 #3 herwin nur 2011-10-10 16:19
kalau bangsa dan rakyat NKRI tidak kompak, maling masuk dari dalam (koruptor) dan garong nusuk dari luar (Malaysia dan negara berbatasan dng NKRI).
Quote
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar