DKI JAKARTA ANTISIPASI
BENCANA TIAP HARI
Wajar, jika saat bencana
menyapa kita tersadar. Skala kota, semisal DKI Jakarta sebagai ibu kota negara,
menjadikan bencana menjadi menu harian dari 4 menu yang tersedia yaitu BMKG
(banjir, macet, kebakaran dan gusur).
BM sebagai ciri utama Jakarta dan terjadi pemerataan, berlaku umum
untuk semua umat. Bukan Jakarta kalau tidak macet. Bukan Jakarta kalau tidak
banjir rutin, air bah musiman, kiriman / limpahan air dari kota tetangga sampai
air laut pasang atau rob. Nasib kiprah dan kinerja KG, mengacu asas TSM
(terstruktur, sistematis dan masif), menjadi program khusus/darurat.
Air sebagai penyebab banjir. Bagaimana air hujan tidak mau dan
sanggup meresap ke bumi, bagaimana jalan air tidak bebas hambatan sampai
bagaimana rumah tinggal membuang percuma air hujan, bukan masalah. Pihak yang
peduli lebih didominasi kajian akademis.
Fenomena buanglah sampah di tempatnya, dalam prakteknya menjadi
buang sampah di sembarang tempat, di lokasi yang mudah terjangkau. Bukan
simpanlah sampah di bak sampah. Sampah rumah tangga pun banyak yang lolos tidak
sampai ke tempat penampungan sampah terpadu.
Mitigasi bencana BMKG ditangani mulai skala rumah tangga, dengan
membuat ruang terbuka, lubang sampah organis (jogangan, bahasa Jawa), sumur
resapan, penghijauan; skala Rukun Tetangga; skala Rukun Warga [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar