Halaman

Senin, 11 Oktober 2021

jiwa bebas kaum Melayu, tanpa tatap muka

 jiwa bebas kaum Melayu, tanpa tatap muka

 Atas nama peradaban itu sendiri. Manusia malah diperalat, menjadi budak modern oleh daya akal sehat, otak encer, cerdas bawaan, pemikiran dan atau produk kemajuan zaman buatan sendiri. Rasa bebas semu karena merasa bebas tanpa ikatan dinas. Tidak punya tanggung jawab pribadi terhadap diri sendiri. Ikhwal yang menimpa diri, bukannya menjadikan peluang mawas diri. Mampu kata diri menilai betapa “bisanya orang lain”.

 Saat bercermin, berkaca, mata mampu menatap nasib diri “kurang apa aku”. Kuping mendengar rekaman kicauan burung. Memacu, memicu adrenalin untuk kerkicau merdu setiap ada sentuhan. Nilai jual, nilai plus ditentukan kicauan diri. Lomba burung perkutut seolah kalah pamor dengan jenis burung yang mampu berkicau bebas, alami.

 Sangkar kebangsaan nusantara, membelenggu jiwa merdeka. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar