Halaman

Jumat, 05 Maret 2021

rakyat percaya tanpa berharap-harap

rakyat percaya tanpa berharap-harap

 Rakyat pemunya plus pengguna hak politik memilih pada pesta demokrasi nusantara. Percaya akan pilihannya. Percaya saja sudah cukup untuk menentukan pilihan. Soal kenal, tahu, dengar-dengar bisa menentukan tidak mau pilih ybs. Teman tetap teman. Menyangkut kebersamaan cari orang yang pas, cocok, tepat kriteria.

 Justru karena tahu isi perutnya – kendati isi otaknya encer – bisa mengalihkan pilihan. Bukan sekedar karena kerabat, sahabat maupun faktor kedekatan. Demokrasi versi pemilihan kepala desa, bukti banyak faktor pertimbangan yang mempengaruhi plus menentukan pilihan. Rekam jejak sudah terbaca secara nyata, aktual dan faktual. Bagaimana tindak tanduk harian, walau tak masuk berita media massa arus tarif bebas, tarif dinamis. Budi pekerti kasat mata.

 Maka daripada itu, karakter dasar negara berkembang, suka, gemar akan hal-hal percepatan pengembangan, persingkatan waktu proses, pemangkasan birokrasi, pemendekan mata rantai, pemadatan tata niaga, pengurangan prosedur baku, jalan pintas, budaya instan. 

 Sepertinya gaya politik nusantara bak fenomena pesohor penikmat dunia. Kapan kawinnya, tahu-tahu sudah punya anak. Tidak ada rekam jejak status pernikahan, tahu-tahu dikabarkan cerai. Tanpa keringat mandiri tahu-tahu berpangkat. Wajar jika masih ada dan antri penyelenggara negara ora kuat derajat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar