pancasilais komplit tanpa perasan sila
Bermula dari judul “hingga perasan sila terakhir, malah kian tidak merasa’, tertanggal 11/16/2020 8:04 PM. Secara konsepsional, dalil keserentakan pesta demokrasi nasional, memposisikan pilpres sebagai penentu nasib bangsa dan negara secara total. Terbukti 2014 dan 2019 menghasilkan bentukan DPR dan DPD nyaris tanpa bentuk. Begitulah, hasil pemilu serentak 2019 mengindikasikan kurang kuat cengkeraman efek ekor jas antara keterpilihan presiden dengan perolehan partai, seperti PDI Perjuangan dan Gerindra.
Jadi politik nusantara adalah pengetahuan. Pengetahuan menyibak sangkan paran pengetahuan politik. Pakai dalil berpolitik yang benar, baik, bagus, betul. Tradisi berpolitik lebih menemukan hakikat semua serba “kebetulan”. Soal “kebenaran” menjadi momok kawanan politisi sipil, kawanan parpolis. Bagus bisa sampai tujuan dengan selamat. Terkena OTT KPK, pecah kongsi, loncat pagar sampai pasal melirik rumput tetangga lebih luas dan leluasa bertindak. Kebaikan rakyat dianggap sebagai kewajiban.
Akumulasi gonjang-ganjing politik,
mulai klas akar rumput sampai kasta rumput hias istana, masuk lampu kuning.
Bencana politik sedemikian santun, santai menyantap bangsa sendiri dari arah
tak terduga. Ruwatan politik agar bangsa ini tetap berada di jalurnya. Juga
tidak. Setiap langkah politik sudah lengkap dengan atribut tumbal, sesaji,
upeti. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar