kesuwén gilir kacang malah bosok njero
Pengingat diri, masih ingat tembung “mikul dhuwur mendhem jero”. Mendem amarga miras, menjadi ajang uji nyali diri. Lain pasal dengan laku tanam budi. Langsung ke kasus terpendam antar era politik tanpa bingkai. Lintah darat, benalu politik, parasit politik atau aksi hukum delik politik. Mendadak tak pakai lama bisa luwih gedhé ketimbang utamanya.
Mabuk miras sehari menghapus efektivitas, kemanfaatan proyek revolusi mental satu periode. Rasa benci di tangan kiri, demen ing tangan tengen. Pembajakan kendaraan politik menjadi andalan pra pilpres 2024. Politik air susu segelas dibalas tuba, nila setempayan. Politik tidak mengandalkan kebaikan. Tahunya, pakai ilmu katak keluar dari bencana agar tak jadi katak rebus.
Tindak pidana politik paling ringan, bukan pada bunyi barang siapa lalai, sengaja, membiarkan atau pura-pura tidak bersaksi. Praktik hukum rimba belantara tak bertuan menentukan pasang surut demokrasi nusantara. Penimbun barang atau pangan yang dibutuhkan rakyat. Tunggu harga jual baik, harga pasaran menguntungkan.
Memancing simpati rakyat dengan cara apapun. Rekayasa daya émpati (kemampuan membaca perasaan dan pikiran pihak lain) agar tampak layak dipercaya asal punya berhala reformasi 3K (kuasa, kaya, kuat) secara konstitusional. Tunggu tanggal mainnya. Kalau tidak ikut main. Tinggal kontak. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar