Halaman

Rabu, 09 Oktober 2019

Kemandirian dan Keamanan Pangan, Dimulai Dari Daya Tahan Petani


Kemandirian dan Keamanan Pangan, Dimulai Dari Daya Tahan Petani

Saking banyaknya pihak yang peduli pada urusan perut. Terjadi tarik ulur kepentingan. Paling mencuat, antara yang mempertahankan utamakan produk dalam negeri, tapi kalah formal dengan pihak yang mengatasanamakan perdagangan bebas.

Bantuan presiden traktor tangan diyakini mendongkrak produk padi satuan kwintal per ha. Dukungan irigasi menerus 24 jam, setahun bisa panen tidak seperti biasanya. Pola tanam menjadikan panen raya membuat pedagang melihat peluang.

Badan dunia urusan pangan aktif tindak turun tangan. Antisipasi bencana kelaparan di negara non-agraris. Manusia nusantara, kendati sudah sarapan ketupat sayur atau buryam, siang santap galon (gado-gado lontong) ditunjang arem-arem. Nyamikan olahan berbahan dasar beras, penggoyang lidah.

Akhirnya, butiran-butiran nasi mampu mengganjal perut. Sebutir beras ternyata mampu mempengaruhi, menentukan keseimbangan timbangan keadilan. K/L/D/I yang langsung tindak turun tangan urus beras dan nasib petani.

Kendati organisasi tani tak bisa disebut, dihafal satu-persatu. Nasib petani tergantung pada sebutir beras. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar