Halaman

Rabu, 02 Oktober 2019

puncak acara nusantara, atraksi sisipan vs adegan susupan


puncak acara nusantara, atraksi sisipan vs adegan susupan

Drama tanpa babak. Sejalan beredarnya waktu. Terjadi dua kejadian paralel. Bahkan lebih dari dua keniscayaan.

Disimpulkan, yang pertama tapi tidak utama. Agar kehidupan berjalan mulus, oleh Maha Sutradara, sang pengatur lakon. Diadakan semacam penghubung, transisi, sambung rasa. Semacam ujian yang langsung dirasakan hasilnya, akibatnya.  Namun, bahasa dan akal manusia kurang mampu menerima fakta ini.

Tak jarang, pasal yang disebut atraksi sisipaan ini, justru diluar akal manusia dengan segala tipu dayanya, menjadi faktor penentu stabilitas. Bak adegan film, menjadi nilai jual. Daya tarik untuk meraih piala Citra.

Kalau disengaja, dengan skenario pencitraan sekalipun, malah menjadi hambar. Terasa dipaksakan. Disusulkan agar dapat kursi utama, minimal bangku cadangan.

Sebaliknya atau arus kontra. Ada secuwil lintas perkara sekedar menampung aktor non-negara. Maksudnya, ada sekuén khusus dan khusus menampung pelaku yang katanya. Elektabilitas, popularitas, akseptabilitas mengalahkan pemain lama.

Maka disediakan, disamarkan beberapa saat adegan susupan. Bagi loyalis ybs, cukup menghibur. Idola, pujaan emosi muncul, melintas, jual tampang. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar