Halaman

Rabu, 28 November 2018

olahkata untuk menjaga stabilitas jiwa raga


olahkata untuk menjaga stabilitas jiwa raga

Lepas dari kapannya. Hobi baru belum ada. Hobi lama entah kemana. Aktivitas menulis, untuk kapasitas seusia saya adalah olahkata. Memanfaatkan serapan kata langsung dari mulut orang lain. Diperkuat membaca untuk membuat struktur kalimat.

Perjuangan berolahkata tak ada batas waktu. Kalau tempat menentukan kapan mulai buka laptop. Radar hati terbuka di alam bebas. Orang bersin saja mampu memicu reakasi untuk menterjemahkan. Peka hatilah yang menjadikan mampu tangkap sinyal.

Jalan kaki di perumahan, tetap waspada. Tahu-tahu anjing berkejaran menyalip. Di simpang jalan, motor belok menyalip tanpa klakson. Berpapasan dengan mobil, mengalah. Dari belakang mobil, motor pelajar menyalip tanpa malu.

Paling memalukan jika sua orang bertanya rutin sejak dulu. “Mau ke mana?” dan atau “dari mana?”. Cukup dijawab tanpa kata, acungkan ibu jari tangan kanan. Masih bertanya, ibu jari mengarah ke bawah. Berdiri di depan rumah, masih ada orang berperihal sama.

Blogspot pribadi sebagai sarana yang memfasilitasi tayangan olahkata. Niat utama adalah menayangkan tulisan. Agar tradisi menulis tetap meluncur. Tiap jam ada satu pemirsa, Alhamdulillah. Sehari minimal satu produk olahkata ditayangkan. Statistik tayangan per tahun meningkat.

Ada beberapa judul dari olahkata yang saya kirim ke Fokus Publik, Republika. Sesekali saya pajang di facebook untuk menambah daya dong pengguna aktif. Tutup hidung karena masuk kawasan tempat penampungan “sampah aneka ujaran tulis” hasil kecerdasan bangsa pribumi primitif.

Yakin dan siap menulis, buka laptop. Hemat pulsa paket data unlimited 1GB untuk 1 bulan. Sekali tulis, kuusahakan 2 judul. Pengalaman membuktikan di alenia terakhir memunculkan ide atau judul berikut. Olahkata dengan judul tadi, belum tuntas, untuk sajian nanti. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar