olahkata
untuk menjaga stabilitas jiwa raga
Lepas dari
kapannya. Hobi baru belum ada. Hobi lama entah kemana. Aktivitas menulis, untuk
kapasitas seusia saya adalah olahkata. Memanfaatkan serapan kata langsung dari
mulut orang lain. Diperkuat membaca untuk membuat struktur kalimat.
Perjuangan
berolahkata tak ada batas waktu. Kalau tempat menentukan kapan mulai buka
laptop. Radar hati terbuka di alam bebas. Orang bersin saja mampu memicu reakasi
untuk menterjemahkan. Peka hatilah yang menjadikan mampu tangkap sinyal.
Jalan kaki di
perumahan, tetap waspada. Tahu-tahu anjing berkejaran menyalip. Di simpang
jalan, motor belok menyalip tanpa klakson. Berpapasan dengan mobil, mengalah.
Dari belakang mobil, motor pelajar menyalip tanpa malu.
Paling memalukan
jika sua orang bertanya rutin sejak dulu. “Mau ke mana?” dan atau “dari mana?”.
Cukup dijawab tanpa kata, acungkan ibu jari tangan kanan. Masih bertanya, ibu
jari mengarah ke bawah. Berdiri di depan rumah, masih ada orang berperihal
sama.
Blogspot pribadi
sebagai sarana yang memfasilitasi tayangan olahkata. Niat utama adalah
menayangkan tulisan. Agar tradisi menulis tetap meluncur. Tiap jam ada satu
pemirsa, Alhamdulillah. Sehari minimal satu produk olahkata ditayangkan. Statistik
tayangan per tahun meningkat.
Ada beberapa
judul dari olahkata yang saya kirim ke Fokus Publik, Republika. Sesekali saya
pajang di facebook untuk menambah daya dong pengguna aktif. Tutup hidung karena
masuk kawasan tempat penampungan “sampah aneka ujaran tulis” hasil kecerdasan
bangsa pribumi primitif.
Yakin dan siap
menulis, buka laptop. Hemat pulsa paket data unlimited 1GB untuk 1 bulan. Sekali
tulis, kuusahakan 2 judul. Pengalaman membuktikan di alenia terakhir
memunculkan ide atau judul berikut. Olahkata dengan judul tadi, belum tuntas,
untuk sajian nanti. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar