paket tuna(s)bangsa berlapis
Pengkerdilan jiwa berbangsa, sejalan dengan konsep pembunuhan karakter, dimatikan pelan-pelan. Mirip modus laku tindak formal kenegaraan memprétéli, mempritili, memprotoli, memprutuli sila-sila daripada dasar negara. Penataran kewaspadaan nasional ditargetkan mendengungkan betapa martabat pantat penguasa melebihi jidat. Main senggol peranakan, tinggal pilih rumkit negara terdekat atau suka bumi di tempat kejadian perkara.
Dunia pewayangan mengenal watak model Dasamuka. Setibanya di bumi pertiwi, berbaur lebur dengan Kurawa 100. Tidak dikenal sebutan bela kerajaan. Percaturan panggung wayang wong nusantara sedemikian rumit penuh akal-akalan. Hukum rimba belantara, hutan tak bertuan peruntukannya untuk melegitimasi kedudukan pantar penguasa.
Seenak jidat sendiri, harus ditafsirkan mengkerucut, fokus ke kebijakan politik penguasa adalah sumber segala sumber hukum. Wajib dilaksanakan total jenderal, tidak pakai mikir dan tanya-tanya. Kalau mau tidak mau turun jabatan di tengah jalan. Atau mengalami ruwatan siraman air keras. Isu sesat bikin bangsa ini kian sesat. Tak sampai tengah periode, covid-19 lenyap tanpa jejak dari permukaan nusa bangsa.
Masih ada pasal yang belum sempat mencuat langsung dibabat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar