ungkapan Gus Dur, kemanusiaan lebih
penting daripada politik
Padahal pelaku politik adalah
manusia. Sebut saja manusia politik.
Karena pengungkap adalah Bapak
Bangsa. Rekam jejak ikut andil mengakhiri era Orde Baru dan menegakkan
reformasi. Soal tidak bisa sebagai RI-1 keempat sampai satu periode. Ini
masalah sisi kemanusiaan kawanan partai politik. Bukan sebagai alasan daya
ungkap dimaksud.
Padahal, asumsi sejarah era
reformasi yang bergulir dari puncaknya, bahwasanya politik untuk politik. Harga
mati. Jangan diplintir menjadi politik untuk kemaslahatan umat. Jangan pula
dimultitafsirkan sebagai ternyata politik untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
Karena demokrasi Nusantara
sedemikian dinamis, terbuka. Tergantung kebijakan global. Politik tetap menjadi
panglima. Politik dalam negeri sedemikan daya cengkeramnya. Multipartai menjadi
solusi singkat agar semua pihak merasakan nikmat kemerdekaan.
Manusia politik kalau sudah duduk,
kalau bisa kursi kekuasaan diwariskan. Ini sifat dasar manusia. Tepatnya sisi
kemanusiaan manusia politik. Politik dinobatkan sebagai agama bumi.
Bukannya tak ada yang merasa aneh,
janggal dengan ungakapan di atas.
Namun karena . . . . [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar