Halaman

Jumat, 28 Desember 2018

ungkapan Gus Dur, kemanusiaan lebih penting daripada politik


ungkapan Gus Dur, kemanusiaan lebih penting daripada politik

Padahal pelaku politik adalah manusia. Sebut saja manusia politik.

Karena pengungkap adalah Bapak Bangsa. Rekam jejak ikut andil mengakhiri era Orde Baru dan menegakkan reformasi. Soal tidak bisa sebagai RI-1 keempat sampai satu periode. Ini masalah sisi kemanusiaan kawanan partai politik. Bukan sebagai alasan daya ungkap dimaksud.

Padahal, asumsi sejarah era reformasi yang bergulir dari puncaknya, bahwasanya politik untuk politik. Harga mati. Jangan diplintir menjadi politik untuk kemaslahatan umat. Jangan pula dimultitafsirkan sebagai ternyata politik untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Karena demokrasi Nusantara sedemikian dinamis, terbuka. Tergantung kebijakan global. Politik tetap menjadi panglima. Politik dalam negeri sedemikan daya cengkeramnya. Multipartai menjadi solusi singkat agar semua pihak merasakan nikmat kemerdekaan.

Manusia politik kalau sudah duduk, kalau bisa kursi kekuasaan diwariskan. Ini sifat dasar manusia. Tepatnya sisi kemanusiaan manusia politik. Politik dinobatkan sebagai agama bumi.

Bukannya tak ada yang merasa aneh, janggal dengan ungakapan di atas.

Namun karena . . . . [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar