Oplosan Akal
Menjadikan Diri Buta
Tidak perlu heran jika banyak
anak bangsa memanfaatkan kebijakan pemerintah untuk main ujaran. Atau memanfaatkan
media sosial sebagai sarana pelampiasan akal sesaat, naluri sosial, insting
pribadi. Tanpa kompromi atau proses diri. Serba otomatis.
Dari berbagai arah, depan dan
belakang, kanan dan kiri, serbuan ucapan dan atau berita masuk 24 jam. Pemerintah
seolah membiarkan adanya konflik horizontal di masyarakat. Sebagai pengalihan
arus lalu lintas. Agar pemerintah bisa fokus dengan agenda politiknya.
Modus pemerintah maupun pihak
yang memperkeruh suasana, sudah bisa ditebak apa maunya. Ada yang muncul sporadis
sampai yang sistematis, terstruktur dan di bawah satu kendali.
Kalangan kampus, memang
melahirkan gerakan atau aksi yang tak terduga. Hembusan angin surga yang
gemulai sampai kicauan bak burung pungguk merindukan bulan.
Dunia pendidikan Indonesia, yang
lebih mengandalkan kinerja otak kanan maupun otak kiri, bukannnya tidak
mengundang dan mengandung masalah. Semakin orang berakal maka akan berbanding
lurus dengan kekurangan akal sehatnya. Akal sehat dijaga dengan asupan gizi
religi.[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar