peran
sentral sebuah parpol mencekal skenario tipikor
Belum ada rilis resmi dari penguasa,
yaitu seberapa sedikit petugas partai yang terkena pasal tipikor atau pasal
pidana lainnya. Apakah sudah semua kejadian berbasis tipikor muncul
dipermukaan.
Pembuktian terbalik atau fakta yang
ada apakah malah sebagai indikasi bak puncak gunung es di laut lepas. Yang tak
bisa ditutupi yaitu bagaimana modus, manuver penguasa memperbanyak loyalisnya. Karena
ternyata kesetiaan bisa dibeli. Namanya saja negara yang sedang, akan dan
selalu berkembang.
Memberantas tikus di lumbung, bukan
dengan membakar lumbungnya.
Jangan ditafsirkan kalau parpol
sebagai pabrik koruptor. Apakah perilaku korup sebagai produk sampingan parpol
yang tak bisa lepas dari biaya politik. Atau ada pihak yang menjadikan parpol
sebagai mata pencaharian.
Efek domino negara multipartai
adalah modus, manuver pelaku tipikor semakin canggih, terkoordinasi dan
berbasis kolektif kolegial.
Rakyat tak berhak menyalahkan sistem
penganggaran. Karena swastapun juga mampu melakukan tipikor sesuai dengan
kapling dan kaidahnya. Selama yang dikorup itu APBN dan/atau APBD, bukan
berarti ada benag merah.
Terkadang, sistem keamanan kita,
lebih bisa tepat guna, aya guna, hasil guna jika memakai si biang onar jadi tukang
jaga keamanan. Artinya, dengan memanfaatkan petugas partai untuk mencekal
skenario tipikor. Minimal sebagai langkah mitigasi bencana korupsi. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar