Halaman

Senin, 25 Desember 2017

adu nyali tahun politik, menuju single digit



adu nyali tahun politik, menuju single digit

Pengalaman sebuah partai politik (parpol) yang sudah beberapa kali ikut pemilu legislatif, pilpres maupun pilkada, bukan jaminan akan bisa mengulang sukses. Perjalanan waktu dan ruang selama satu periode atau lima tahun, apapun bisa terjadi. Namanya politik.

Faktor apa saja yang menentukan perolehan hasil suara, tidak sesederhana hasil survei tanpa survei, kajian berbasis opini dan sentiment negatif, analisa akademis sampai hasil endusan aparat.

Seolah ada peta politik skala nasional. Wajar. Karena gerakan separatis berbentuk dinasti politik, menjadikan suatu daerah, apakah provinsi apalagi kabupaten/kota, seperti sudah dikapling-kapling. Tak salah kalau loyalis di dalam suatu daerah pemilihan (dapil) bersifat fluktuatuf, angin-anginan. Politik memang dinamis.

Membangun politik dari ataslah yang menjadikan atau menentukan pasang surut kadar parpol. Dinamika politik seolah diramaikan oleh manusia politik, yang itu-itu saja. Pokoknya bisa tampil di media massa, seolah merasa dirinya sudah politikus tulen. Tak kurang yang merasa sebagai negarawan/negarawati.

Politik itu semakin diaduk malah semakin heterogen. Karena memang ada intervensi dari manusia ekonomi multinasional sampai investor politik negara asing.

Semakin banyak peserta pesta demikrasi 2019, yang mana pemilu legislatif bersamaan dengan pilpres, jika dengan asumsi pemerataan perolehan hasil suara.

Bola memang bundar. Semakin diolah, permainan menjadi hambar, garing dan mubazir. Apalagi politik, semakin banyak tokoh dadakan, kambuhan, résidivis tak ayal akan mempercepat rakyat untuk menentukan pilihannya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar